Sri Mulyani Lebih Takut Virus Corona Ketimbang Brexit
by Cantika Adinda Putri, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Pengaruh lepasnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit tidak menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia saat ini. Penyebaran virus corona dari China yang saat ini menjadi perhatian, khususnya dampak ke ekonomi.
"Mungkin kita sekarang lebih konsen mengenai Corona, karena magnitude pengaruhnya ini belum settle, karena kita belum tahu penyebarannya, tingkat kematian yang meningkat secara cepat, itu mungkin yang memberikan ketidakpastian," kata Sri Mulyani saat ditanya soal dampak Brexit terhadap ekonomi Indonesia, Jumat (31/1/2020).
Untuk Brexit, lanjut Sri Mulyani, dampaknya sudah diantisipasi pelaku ekonomi dan pasar keuangan sejak lama.
"Sudah lama prosesnya (Brexit), hanya pembahasannya mengenai kalau dia hard Brexit berarti seluruh hal yang berhubungan negosiasi antara UK dan Eropa itu menjadi sesuatu," jelas Sri Mulyani.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan, jumlah korban tewas akibat virus corona di China daratan meningkat. Per Jumat, angkanya mencapai 213 orang.
Sementara itu, jumlah korban terjangkiti virus yang berasal dari Wuhan ini telah mencapai lebih dari 8.100 kasus di China. Secara global sudah mencapai 9.171 orang.
Virus mematikan ini sudah meluas ke 21 negara dan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan situasi darurat global. Dari sisi dampak ekonomi, kata dia, bisa membuat ekonomi China terkontraksi dan akan berdampak ke harga komoditas.
Hari ini, investor asing keluar dari pasar saham di Indonesia. Nilai net sell investor asing pada perdagangan hari ini mencapai Rp 1,8 triliuh di seluruh pasar.
Tekanan jual asing tersebut membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hampir 2%, tepatnya sekitar 1,94% ke level 5.940,05. Nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 8,09 triliun.
(wed/wed)