Sri Mulyani Lebih Takut Corona Dibanding Brexit

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/03/06/5d1b4ba7-4a38-43bd-a84a-01a3db474a3b_169.jpeg?w=700&q=80
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Ilustrator Edi Wahyono/detikcom)

Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa keputusan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa tidak memberikan dampak signifikan bagi Indonesia. Dirinya pun dalam jangka pendek tidak begitu khawatir dengan adanya keputusan tersebut.

Dia justru lebih menghkawatirkan merebaknya virus corona yang belakangan ini terjadi di China.

"Saya rasa nggak (berdampak), mungkin kita sekarang lebih concern mengenai corona, karena magnitude pengaruhnya ini belum settle karena kita belum tahu penyebarannya, tingkat kematian yang meningkat secara cepat, itu mungkin yang memberikan ketidakpastian," kata Sri Muyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Inggris Raya akan resmi keluar dari Uni Eropa tepat pada Jumat pukul 23.00 waktu setempat. Itu artinya Inggris tak lagi membuka kerja sama termasuk urusan perdagangan via Uni Eropa.

Sri Mulyani menceritakan rencana Brexit sendiri sudah lama berhembus dan jika keputusan itu menjadi kenyataan maka dampak nyatanya lebih untuk Inggris dan Uni Eropa.

"Kita tentu harus waspada dalam artian kedua duanya kalau bersikeras pasti ada agreement yang tidak menguntungkan kedua belah pihak menurut saya, dibandingkan pada saat UK di dalam EU," jelas dia.

"Artinya traffic manusia dan capital itu alan terpengaruh, dan jangan lupa UK selama ini sebagai financial center hub, jadi kemudian memberikan dinamika yang haris kita baca dengan teliti," tambahnya.

Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku dalam jangka pendek keputusan Brexit tidak memberikan dampak besar bagi Indonesia.

"Jadi sampai hari ini menurut saya tidak ada, namun dalam jangka panjang bagaimana antara Eropa dengan Inggris di dalam melakukan agreement pemisahan itu tetap bisa menjaga kepentingan keduanya, dalam artian dia tetap bisa menjaga kepentingan ekonomi kedua belah pihak," ungkap dia.

Simak Video "Bukan Cuma Pajak, Negara Juga Kebobolan Big Data dari Netflix"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/dna)