https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/01/24/e6c88d40-3f8c-4eb4-870c-762f35c8f369_169.jpeg?w=1280&q=90
Putri Diana bersama Pangeran Harry dan Pangeran William/ Foto: iStock

Eks Kepala Staf Putri Diana Buka Suara soal Harry Mundur dari Kerajaan

by

link telah dicopy
Jakarta - Selama ini, Pangeran Harry dinilai memiliki kepribadian sama dengan mendiang ibundanya, Putri Diana. Suami Meghan Markle ini kerap melakukan hal yang dianggap mendobrak tradisi Kerajaan Inggris.

Seperti Bunda ketahui, begitu banyak cerita tentang Putri Diana yang melangkahi aturan kerajaan. Meski begitu, pesona perempuan yang bergelar Princess of Wales semasa hidupnya ini tetap disukai publik.

Sama halnya dengan Pangeran Harry. Hal ini diungkapkan mantan Kepala Staf Putri Diana, Patrick Jephson, saat menanggapi keputusan Duke of Sussex mundur dari anggota senior Kerajaan Inggris.


"Kesamaan antara Pangeran Harry dan ibunya, itu bisa dibesar-besarkan," ucap Jephson, dikutip dari Fox News.

"Tapi, saya pasti akan mengatakan bahwa mereka memiliki kesamaan ini. Jika ingin Harry melakukan sesuatu, triknya adalah mengatakan padanya untuk melakukan hal sebaliknya."

Jephson juga menuturkan, kematian Putri Diana sangat berpengaruh pada kehidupan Harry. Betapa tidak, sang ibu tewas usai mengalami kecelakaan di Paris, pada 1997 silam, ketika Harry belum genap 13 tahun.

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/12/23/556ae203-3f13-462e-932b-1bb8e9817050_43.jpeg?w=1280
Putri Diana dan Pangeran Harry semasa kecil/ Foto: Instagram @ladydianaforever0701

Menurut cerita Jephson, Putri Diana selalu punya cara agar kedua putranya, Harry dan sang kakak, Pangeran William, juga merasakan atmosfer kehidupan di luar tembok istana Ratu Elizabeth II.

"Saya pikir, Putri Diana selalu memiliki gagasan yang sangat jelas bahwa anak-anaknya telah dilahirkan dalam beberapa tantangan yang luar biasa," kata Jephson.

"Jika Harry menghadapi tantangan, pasti tantangan-tantangan itu akan lebih sulit dihadapi selepas kematian ibunya."

Meski label 'pemberontak' melekat pada Harry, menurut Jephson, dia membuktikan telah melakukan perubahan besar dalam hidupnya. Salah satunya saat memutuskan menikahi Meghan, yang diketahui berprofesi sebagai artis asal Amerika Serikat dan berdarah Afrika.

Awalnya, publik menganggap hubungan Harry dan Meghan tak disetujui keluarga Kerajaan. Ini karena status Meghan yang sudah pernah menikah sebelumnya. Namun terbukti, Royal Wedding mereka digelar pada 19 Mei 2018.

"Semua orang ingin Harry jadi lebih tenang, setelah berubah dari seorang pangeran pesta. Jatuh cinta pada Meghan dan menikahinya, adalah perubahan besar dalam hidupnya," tutur Jephson.

Dan pada awal Januari 2020, Harry dan Meghan kembali membuat keputusan yang sangat mengejutkan. Mereka mengumumkan ingin hidup mandiri secara finansial, lalu undur diri dari anggota senior Kerajaan Inggris.

Ratu mendukung keputusan Harry dan Meghan, namun mereka dipastikan kehilangan gelar kehormatan Yang Mulia, atau His/Her Royal Highness (HRH). Hanya saja, Harry tetap menyandang sebutan Pangeran dan Adipati (Duke).

Bunda, simak juga kiat Enno Lerian menyatukan anak sulung dengan adik-adiknya yang berbeda ayah, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/som)
link telah dicopy