https://media.suara.com/pictures/2015/06/22/o_19odliecl17e81c5nqjn1g1eh8da.jpg
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)

Mahasiswa Unisa yang Tewas Diduga Bunuh Diri Sempat Minta Racun Tikus

Mahasiswa Unisa tersebut diperkirakan sudah meninggal kurang lebih 4 jam sebelum akhirnya ditemukan.

by

SuaraJogja.id - Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) yang ditemukan tewas bersimbah darah di kosnya, dikabarkan sempat meminta racun tikus kepada bapak kos dan sepupunya, beberapa hari sebelumnya.

Kanit Reskrim Polsek Mlati, Iptu Noor Dwi Cahyanto mengatakan, hal itu diketahui berdasarkan keterangan yang didapat aparat, lewat penelusuran di TKP. Bahwa, korban pernah meminta tolong kepada bapak kos, untuk memberikan racun tikus.

"Dengan alasan untuk dimakan sendiri, namun dilarang dan dinasehati sehingga tidak jadi. Lalu, keterangan dari sepupu korban, pada Rabu (29/12020) meminta untuk dibelikan racun tikus untuk diminum, namun tidak diberikan," kata dia, lewat pesan singkat kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).

Ia menambahkan, dari hasil keterangan tim dokter Puskesmas Mlati, diperkirakan meninggal lebih kurang 4 jam.

Kala jenazahnya ditemukan, dijumpai luka terbuka pada leher korban, sehingga menyebabkan korban banyak kehilangan darah hingga meninggal dunia.

Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke RSUP Dr Sarjito untuk dilakukan perawatan jenazah. Pihak keluarga menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan selanjutnya membuat surat pernyataan. Jenazah akan dimakamkan di tempat asal korban di Sumenep Jawa Timur. 

Sebelumnya, seorang laki-laki, ditemukan meninggal dunia bersimbah darah di kosnya,  Dusun Jetis RT 04 RW 32, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (30/1/2020), pukul 19.00 WIB. Korban diduga meninggal dunia karena bunuh diri.

Lewat pantauan suarajogja.id di lokasi, kos korban berada di tengah permukiman warga. Wartawan yang datang tidak diperkenankan untuk mengambil gambar lokasi kejadian, sejumlah orang yang ditemui di lokasipun, enggan memberikan keterangan perihal kejadian tersebut.

Kontributor : Uli Febriarni