Rantai Penularan Coronavirus : Hewan Liar - Manusia - Sesama Manusia
by Miechell Octovy KoagouwKBRN, Jakarta : Wabah Coronavirus kembali memakan korban setelah 213 orang dikabarkan meninggal dunia di seluruh Tiongkok.
Pengumuman dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) mengumumkan virus Corona di Tiongkok sebagai keadaan darurat Internasional.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, infeksi terburuk diderita oleh negara yang lemah dalam penerapan sistem kesehatan di dalam negerinya sendiri. Demikian dilaporkan Alison Rourke yang dilansir The Guardian, Jumat (31/1/2020).
Dengan semakin masif pertambahan korban jiwa, lalu bagaimana mengenali awal manusia terjangkit virus Corona? Apa saja gejala yang disebabkan oleh virus dari Wuhan di China tersebut, kemudian virus apakah itu sebenarnya. Lantas bagaimana hubungannya dengan SARS?
Apa virus yang menyebabkan penyakit di Wuhan?
Ini adalah Coronavirus baru. Artinya, anggota keluarga Coronavirus yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Seperti Coronavirus lainnya, virus ini berasal dari hewan. Banyak dari mereka yang terinfeksi bekerja atau sering berbelanja di pasar grosir makanan laut Huanan di pusat kota Wuhan, provinsi Hubei.
BACA JUGA: Virus Corona Diduga dari Pasar Huanan, Jual Ular dan Koala untuk Dimakan
Di pasar Huanan, para pedagang menjual hewan hidup dan yang baru disembelih. Virus baru dan bermasalah biasanya berasal dari hewan inang. Ebola dan flu adalah contohnya. Istilah Inang, dalam biologi, adalah organisme yang menampung virus, parasit, partner mutualisme, atau partner komensalisme, umumnya dengan menyediakan makanan dan tempat berlindung.
Apa Jenis Coronavirus lain yang pernah ada?
Sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (Mers), keduanya disebabkan oleh virus Corona yang berasal dari hewan. Meskipun MERS diyakini ditularkan ke manusia dari dromedari, host asli untuk kedua virus Corona mungkin hewan Kelelawar.
Pada 2002, SARS menyebar hampir tidak terkendali ke 37 negara, menyebabkan kepanikan global, menginfeksi lebih dari 8.000 orang dan menewaskan lebih dari 750 jiwa.
MERS tampaknya kurang mudah ditularkan dari manusia ke manusia, tetapi memiliki tingkat kematian yang lebih besar, menewaskan 35 persen lebih tajam, yang memakan korban jiwa sekitar 2.500 orang yang telah terinfeksi.
Apa saja gejala yang disebabkan oleh Coronavirus dari Wuhan?
Virus tersebut menyebabkan pneumonia, yakni kondisi dimana seseorang mengalami infeksi yang terjadi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru orang tersebut. Infeksi yang ditimbulkan pneumonia bisa terjadi pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya.
BACA JUGA: WHO Bagikan Enam Cara Sederhana Melindungi Diri dari Coronavirus
Oleh karena itu, mereka yang jatuh sakit dilaporkan menderita batuk, demam, dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang parah, bisa terjadi kegagalan organ. Karena ini adalah pneumonia virus, antibiotik tidak ada gunanya.
Obat antivirus yang dimiliki dunia ini untuk melawan flu tidak akan bekerja. Jika seseorang dirawat di rumah sakit, mereka mungkin mendapatkan dukungan untuk paru-paru dan organ lain serta cairan.
Kemudian untuk pemulihan, akan tergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh mereka. Banyak dari mereka yang meninggal dunia diketahui sudah dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Apa Penularan Virus dari Satu Orang ke Orang Lainnya?
Penularan virus Corona dari manusia ke manusia telah dikonfirmasi oleh komisi kesehatan nasional China. Pada 27 Januari lalu, pihak berwenang Cina telah mengakui lebih dari 2.700 kasus dan 56 kematian.
Dalam sepekan terakhir setelah itu, jumlah infeksi yang dikonfirmasi telah lebih dari tiga kali lipat dan kasus telah ditemukan di 13 provinsi, serta kotamadya Beijing, Shanghai, Chongqing dan Tianjin.
BACA JUGA: Update Coronavirus : Korban Tewas Jadi 213 Orang di Tiongkok, WHO Rilis Global Emergency
Virus ini juga telah dikonfirmasi di luar China, seperti Hong Kong, Makau, Jepang, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, dan Vietnam.
Jumlah sebenarnya yang tertular virus bisa jauh lebih tinggi karena orang dengan gejala ringan mungkin tidak terdeteksi. Pemodelan oleh para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Imperial College London menunjukkan, mungkin ada sebanyak 100.000 kasus, dengan ketidakpastian menempatkan margin antara 30.000 dan 200.000. Dan ini data 27 Januari 2020 lalu.
Saat ini, wabah Coronavirus telah menelan korban 213 jiwa dan ditetapkan sebagai global emergency oleh WHO pada Jumat, 31 Januari 2020.
Sumber : Sarah Boseley, Hannah Devlin and Martin Belam/The Guardian
Foto : Twitter @CGTNofficial