https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/01/31/20899891-4be2-4a01-85c3-096abd3232c0_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Pembangunan PLTU Unit II (Cirebon Expansion) berkapasitas 1.000 MW. (Dok. Cirebon Power)

Progres 72%, Cirebon Power Pacu Pembangunan PLTU II 1.000 MW

by

Jakarta, CNBC Indonesia- Konsorsium pembangkit listrik Cirebon Power terus memacu pembangunan PLTU Unit II (Cirebon Expansion) berkapasitas 1.000 MW. Hingga Januari 2020, progres pembangunan keseluruhan sudah mencapai 71,82%.

Vice President Director Cirebon Power Joseph Pangalila mengatakan, perkembangan tersebut lebih cepat dari target yang direncanakan, yaitu 70,88%. "Secara keseluruhan, pembangunan pembangkit unit II sudah mencapai 71,82%. Ini lebih cepat dari rencana atau plan kami sebesar 70,88%," katanya kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).

Khusus untuk pembangunan konstruksi sudah mencapai 59,38%. Ini juga lebih cepat dari rencana yaitu 58,36%. Adapun beberapa pembangunan konstruksi sudah hampir rampung, antara lain, cerobong (chimney) dan dermaga (jetty).

Pembangunan PLTU Cirebon II ditargetkan selesai pada Februari 2022. Dengan percepatan pembangunan tersebut, Cirebon Power optimis pembangunan proyek akan selesai tepat pada waktunya.

Pembangkit ini merupakan salah satu proyek dalam program 35.000 MW dengan total investasi mencapai US$ 2,2 miliar. Konsorsium swasta yang dibentuk perusahaan dari tiga negara yaitu Indonesia, Jepang dan Korea Selatan itu menjadi pelopor energi batubara bersih di Indonesia dengan menggunakan teknologi ultra super critical (USC). Teknologi ini mengurangi tingkat emisi sehingga ramah terhadap lingkungan.

Cirebon Power sejak tahun 2012 telah mengoperasikan PLTU Cirebon I 660 MW yang menggunakan teknologi batu bara bersih yaitu super cricital. "Kami sudah membangun PLTU Cirebon I 660 MW yang ramah lingkungan, yang jadi pelopor saat itu. Dan sekarang, kami akan membawa teknologi yang lebih baik dan maju lagi," kata Joseph.

Selain menerapkan teknologi batubara bersih, Cirebon Power pada awal Januari 2020 meraih penghargaan lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupa PROPER Hijau. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Istana Wakil Presiden dan diterima langsung oleh Presiden Direktur Cirebon Power, Hisahiro Takeuchi, pada 8 Januari lalu.

PROPER adalah penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam mengelola lingkungan. Peringkat kinerja usaha dan atau kegiatan yang diberikan terdiri dari: PROPER Emas, PROPER Hijau, PROPER Biru, PROPER Merah, dan PROPER Hitam.

Environmental Manager Cirebon Power, Edi Wibowo menjelaskan, predikat hijau merupakan indikator dan bentuk ketaatan melebihi yang disyaratkan oleh regulasi pemerintah, dan pengelolaan lingkungan yang dapat memberikan nilai lebih kepada masyarakat. Edi menargetkan untuk mendapat peringkat proper yang lebih tinggi dalam 3 tahun mendatang.

"Target kami tiga kali berturut-turut PROPER Hijau, setelah itu emas," katanya. 

[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)