https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/01/03/89de622b-36a2-4b1d-8f0e-87cd71e46c1a_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: ist

Virus Corona Bikin Harga Saham Batu bara Amburadul

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten tambang batu bara berguguran pada perdagangan Jumat (31/1/2020). Kekhawatiran terganggunya aktivitas perekonomian di China akibat dampak dari meluasnya virus korona akan menekan harga komoditas global.

Dilihat secara sektoral, sektor pertambangan di BEI terkoreksi sebesar 1,34%. Sektor lainnya yang juga mengalami pelemahan adalah keuangan yang terjerembab 2,36%, sektor aneka industri turun 3,33%. Sektor lainnya yang juga melemah antara lain konsumer sebesar 2,1% dan 1,34%.

Terpuruknya sejumlah sektor tersebut membuat Indeks Harga Saham Gabungan tergelincir ke level psikologis di bawah 6.000 ke posisi 5.940,05 poin, terkoreksi 1,94%.

Saham emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) misalnya, terkoreksi tajam 6,51% ke level Rp 10.500 per saham. Sepanjang tahun berjalan, saham ITMG melemah 12,42%.


Emiten tambang batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga tak luput dari pelemahan. Saham PTBA terkoreksi 1,34% ke level Rp 2.210 per saham. Sejak awal tahun, saham Bukit Asam melemah 16,92%.

Sementara itu, emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga terkoreksi cukup dalam sebesar 5,41% ke level Rp 1.225 per saham, atau turun 70 poin. Sejak awal tahun, perusahaan yang dipimpin Garibaldi Thohir ini melemah 21,22%.

Head of Research PT Samuel Sekuritas Suria Dharma berpendapat, kian meluasnya dampak dari virus korona yang telah menyebabkan 213 warga China tewas menjadi katalis negatif yang menekan sektor pertambangan.

Virus mematikan ini juga sudah meluas ke 21 negara dan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan situasi darurat global. Dari sisi dampak ekonomi, kata dia, bisa membuat ekonomi Negeri Tirai Bambu terkontraksi dan akan berdampak ke harga komoditas.

"Virus korona langsung memperlemah harga komoditas karena ditakutkan bisa memperlemah ekonomi global," ungkap Suria kepada CNBC Indonesia, Jumat (31/1/2020).

[Gambas:Video CNBC]

(hps/hps)