https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/12/06/c7e054e0-83c3-477c-82d8-619b8d237032_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Dukung Percepatan Kendaraan Listrik, PLN Gelar Tukar Motor Lama dengan Motor Listrik (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ini Syarat Sepeda Motor Listrik Bisa Hidup di RI

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Hari Budianto memperkirakan, untuk menarik minat investor atau produsen motor dalam mengembangkan proyek motor listriknya di Indonesia, maka harus ada minimal penjualan yang dicatat. Jika angka ini bisa dicapai, maka ekosistem motor listrik di Indonesia bisa menjanjikan.

"Setidaknya di atas 400 ribuan unit per tahun, baru fitting in the market. sehingga pemain mau nggak mau masuk dengan strateginya masing-masing," kata Hari dalam Power Lunch di CNBC Indonesia, Kamis (30/01/2020).

Coba bandingkan dengan penjualan motor konvensional yang selama ini ada di Indonesia. Yakni mencapai 6,4 juta unit per tahun. Maka dengan perkiraan angka ideal 400 ribu unit penjualan motor listrik, atau minimal 6% untuk pasar sepeda motor listrik.

[Gambas:Video CNBC]

Namun, untuk mencapai angka tersebut pun tidak mudah. Pasalnya, produsen atau investor masih meraba-raba regulasi motor listrik di Indonesia. Turunan regulasi dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, juga belum keluar.

Bisa dilihat gambaran penjualan motor listrik dari produsen asal Indonesia. Misalnya Gesits, dalam kisaran 6 bulan dari April hingga awal Oktober, penjualannya tidak bisa dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak.

"Total order yang kita terima itu hampir 5.000 unit ya. Dari sejak acara terakhir April 2019," ungkap Manager Procurement Gesits M Natsir pada Oktober 2019 lalu.

Namun, angka tersebut masih terbilang baik dengan ekosistem motor listrik yang ada saat ini. Dimana tempat pengisian daya listrik juga masih belum semasif motor berbahan bakar minyak. Pun dengan anggapan masyarakat dimana motor berjenis ini masih dinilai mahal.

Indonesia sebenarnya dinilai punya modal besar untuk mengembangkan motor listrik ini. "Kita punya pabrik nikel terbesar di dunia. Itu jadi salah satu bahan dasar Katoda Lithium. kita memahami itu," kata Hari. (hoi/hoi)