Kisah Pengusaha Asal Surabaya Telah Bangun 22 Proyek Hunian Senilai Rp18 T di Sydney
by Idris Rusadi PutraMerdeka.com - Pengusaha properti asal Surabaya yang juga CEO Crown Group, Iwan Sunito mencatat telah membangun 22 peroyek hunian di Kota Sydney. Proyek pertama yang dibangun Iwan yaitu hunian vertikal di kawasan Bondi Junction hingga terakhir Waterfall by Crown Group yang sudah dalam tahap penyelesaian akhir.
"Dan saat ini masih ada 2 proyek hunian yang sedang dalam proses pembangunan yaitu Mastery by Crown Group dan Eastlakes Live by Crown Group, ditambah 3 proyek lagi yang masih dalam tahap perencanaan yaitu Melbourne, Brisbane dan Los Angeles," kata Iwan dikutip keterangannya kepada merdeka.com di Jakarta, Senin (9/12).
Iwan menyebut, pihaknya sudah mengantongi lebih dari 35 penghargaan berskala nasional dan internasional dari proyek hunian yang dibangun. Crown Group juga mengalami pertumbuhan Quantum Leap dalam 5 tahun terkahir dengan nilai proyek yang telah diselesaikan mencapai Rp18 triliun.
"Semua ini seperti mimpi. Apabila kita mengingat ketika pertama kali kami (Iwan Sunito & Paul Sathio) mendirikan Crown Group tahun 1996," ujar Iwan Sunito.
Iwan mengakui produk hunian yang dibangun Crown Group sangat mengutamakan kualitas. Katanya, kualitas pengerjaan dan fasilitas resor bintang lima adalah sebuah keniscayaan. Sebuah terobosan yang sejak awal ditawarkan perusahaan di industri hunian vertikal di Australia.
"Namun desain hunian yang cantik dan artistik adalah sesuatu yang membedakan kami dengan yang lain. Itulah sebabnya kami sangat konsisten bekerja sama dengan arsitek-arsitek terbaik di Australia dan Dunia."
Dia mencontohkan, dalam menggarap gedung atau hunian pihaknya menggandeng Koichi Takada, arsitek pemenang penghargaan yang telah mendesain 3 proyek hunian vertikal Crown Group yaitu Skye by Crown Group, Arc by Crown Group dan Infinity by Crown Group.
"Kemudian SJB architects yang mendesain Waterfall by Crown Group dan Allen Jack + Cottier yang merancang V by Crown Group"
Selain itu, pihaknya juga menggandeng Kengo Kuma, sang Dewa Arsitek dari Jepang yang mendesain Proyek terbaru Crown Group, Mastery by Crown Group. "Kami menginginkan desain hunian yang mencerminkan mahakarya seni dengan garis modern, yang membuat setiap penghuninya bangga akan tempat tinggal mereka."
1 dari 1 halaman
Banyak Pertanyaan Harga Hunian Crown Group Lebih Mahal
Dengan kualitas tersebut, Iwan mengakui banyak yang mempertanyakan harga Crown Group sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor. Sebab, pada dasarnya karya seni tidak bisa dinilai oleh uang.
"Bukan hanya desain yang modern, tapi juga pengaplikasian teknologi tinggi seperti sistem otomatisasi hunian juga menjadi poin penting. Dan akhirnya semua konsistensi tersebut terbayarkan dengan semakin dikenalnya Crown Group sebagai perusahaan pengembang global yang berbasis di Sydney, Australia," tegas Iwan.
"Sebuah pencapaian yang tidak mudah terutama bagi kami yang dilahirkan di Surabaya dan Bali untuk bisa berkompetisi di negeri orang." Ke depannya, Iwan menargetkan Crown Group akan melantai di bursa saham.
Salah satu pembeli asal Indonesia, Erick Ngoei juga mengungkapkan alasannya memiliki hunian yang dibangun oleh Crown Group. "Alasan utama kenapa saya memutuskan memiliki hunian Crown Group adalah karena yang mereka bangun bukan hanya hunian, namun sebuah karya seni arsitektur dengan kualitas pengerjaan yang luar biasa. Sesuatu yang saya belum temukan dari perusahaan pengembang lainnya di Australia," katanya.
Crown group saat ini sedang dalam proses pembangunan proyek hunian Mastery by Crown Group di Waterloo yang merupakan proyek hunian dengan 5 menara yang dirancang oleh 3 orang arsitek yang berbeda dan Eastlakes Live di Eastlakes. Proyek hunian terbesar dan termahal dalam sejarah Crown Group. Waterfall by Crown Group sendiri akan mulai melakukan serah terima pada awal tahun 2020.
[idr]