https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Pk1H2fop9B_R-j988r1DiLmFf9Y=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2976179/original/007278200_1574581163-Jakmania_yang_hadir_di_stadion_kanjuruhan_kemarin.jpg
Ilustrasi The Jakmania saat laga tandang. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Suporter Gagal Masuk Stadion, The Jakmania Kecam Kinerja Panpel Badak Lampung

by

Bola.com, Jakarta - Pengurus Pusat (PP) The Jakmania melalui Sekretaris Umum (Sekum), Diky Budi Ramadhan, menyayangkan buruknya pelayanan dari Panpel pertandingan Badak Lampung FC ketika menjamu Persija Jakarta pada laga pekan ke-31 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Sumpah Pemuda, Lampung, Minggu (8/12/2019).

Diky mengatakan, sebagian The Jakmania yang berangkat ke Bandar Lampung tidak dapat masuk ke Stadion Sumpah Pemuda. Pasalnya, tribune selatan yang seharusnya dikhususkan untuk suporter tamu, malah telah dipenuhi penonton.

"Hal yang sangat kami sayangkan dan membuat kecewa dari pertandingan tersebut adalah terlihat bagaimana Panpel Badak Lampung tidak mampu menggelar pertandingan dengan baik karena tidak memberikan kenyamanan serta keamanan bagi penonton yang hadir," ujar Diky.

"Hal itu terbukti dari penuhnya tribune selatan yang ditempati The Jakmania sehingga membuat The Jakmania memanjat pagar dan berada di sentelban karena situasi tribune yang sudah sangat padat, dan banyak wanita yang pingsan karena kepadatan yang tidak masuk akal tersebut," ungkap Diky.

Diky menerangkan, kekecewaan The Jakmania telah dimulai tatkala panpel Badak Lampung baru mendapatkan izin keamanan pada Jumat (6/12/2019) atau H-2 sebelum pertandingan. Alhasil, pihaknya menjadi terburu-buru mempersiapkan keberangkatan.

Diky menambahkan, The Jakmania berkekuatan 1.000 orang ke Bandar Lampung merujuk dari kuota 1.000 tiket yang diberikan oleh Chief Executive Officer (CEO) Badak Lampung, Marco Gracia Paulo.

"Kuota 1.000 tiket kami berikan kepada Koordinator Wilayah (Korwil) dan Biro The Jakmania yang kami bayar tiketnya pada keesokan harinya dalam waktu kurang dari 30 menit," imbuh Diky.

"Seandainya panpel mencetak tiket sesuai kapasitas aman tribune stadion tersebut, kepadatan massa tidak akan terjadi. Karena seharusnya, orang yang memiliki tiket di tribune tersebut yang bisa masuk. Jadi, bagaimana mungkin, teman-teman kami yang memiliki tiket tribune selatan tidak bisa masuk tribune dengan alasan tribune sudah penuh sehingga banyak teman-teman yang memiliki tiket, berada di luar stadion dan menonton pertandingan melalui layar lebar," jelas Diky.

Persija Kalah

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Io-P6JYZlV4UAD4tYD8J845sJok=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2898706/original/004838500_1567336925-20190901IQ_Persija_Jakarta_Vs_Badak_Lampung_05.JPG
Bek Persija Jakarta, Fachruddin Aryanto, saat melawan Perseru Badak Lampung pada laga Liga 1 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (1/9). Persija takluk 0-1 dari Badak Lampung. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Laga Badak Lampung kontra Persija sempat tertunda di babak pertama karena The Jakmania di tribune selatan meluber hingga sentelban. Setelah diberhentikan selama kurang lebih 20 menit, wasit Yeni Krisdianto memutuskan untuk melanjutkan pertandingan.

"Kami juga menyayangkan kebijakan panpel yang mengarahkan teman-teman the Jakmania yang membeli tiket secara langsung tiket untuk tribune timur dan tribune utara, tapi malah diarahkan ke tribune selatan sehingga penumpukan massa masuk ke tribune dan di dalam tribune tidak bisa dihindari," imbuh Diky.

"Kami sangat berharap panpel Badak Lampung lebih serius dalam bekerja memberikan keamanan dan kenyamanan kepada penonton yang membeli tiket secara resmi. Utamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penonton karena itu jauh lebih penting dari apa pun. Terima kasih suporter Badak Lampung atas keramahannya. Sampai bertemu lagi," tuturnya.

Di sisi lain, ekecewaan The Jakmania makin bertambah setelah Persija terkapar menghadapi Badak Lampung. Tim berjulukan Macan Kemayoran ini kalah 0-2 setelah dibobol Arthur Bonai dan Antony Golec.