Jejak Terkini Sosialita Hong Kong Asal RI Azura Luna yang Jadi Buron
by Annisa Karnesyialink telah dicopy
Jakarta - Nama sosialita Hong Kong asal Indonesia Azura Luna hingga kini masih menjadi perbincangan. Azura kini tengah diburu kepolisian Hong Kong karena kasus dugaan penipuan.
Azura diduga melakukan banyak kebohongan soal kehidupannya. Mengutip South China Morning Post, salah satu korban yang juga kekasihnya asal LA, Robert mengaku pernah menjadi korban wanita kelahiran 1978 itu.
Kepada Robert, Azura mengaku sebagai alumnus di berbagai universitas bagus di dunia. Di antaranya Brown University dan Massachussets Institute of Technology (MIT).
Wanita asal kediri ini juga mengaku kaya dari lahir. Ia bilang keluarganya merupakan 10 orang terkaya di Indonesia. Uang jajannya Rp2,1 miliar per bulan dan sering bepergian dengan jet pribadi.
Selain penipuan, Azura juga terjerat kasus pencurian, Bun. Ia meminjam lukisan untuk acara khusus dari sahabat sekaligus partner galang dana yang berbasis di Hong Kong, Diane. Lukisan itu diduga tidak dikembalikan.
Pada tahun 2018 lalu, Azura juga pernah berurusan dengan petugas polisi Stasiun Hollywood Barat Los Angeles. Seorang penduduk LA mengklaim bahwa dia telah membeli tas Hermes senilai lebih dari Rp1,2 miliar koleksi Azura. Empat tas tangan eksklusif itu ternyata palsu.
Sebelum menjadi sosialita tahun 2003, Azura Luna pindah ke Hong Kong karena menikah dengan pengusaha hotel, Brad Kirk. Namun, pernikahannya harus berakhir sekitar sembilan tahun lalu.
Hingga kini keberadaan Azura masih belum diketahui. Konsul Muda Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, Vani Alexandra Lijaya, menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak berwenang setelah mengetahui kasus Azura dari pemberitaan media lokal Hong Kong.
Vani menjelaskan jika KJRI Hong Kong memang pernah menerbitkan paspor atas nama Azura Luna pada tahun 2016. Azura juga pernah meninggalkan Indonesia menuju Singapura pada 2018 lalu.
"Sejauh ini yang bersangkutan diketahui tidak berada di Hong Kong," ujar Vani, dikutip dari CNN Indonesia.
Jika kebohongan yang dilakukan Azura menjadi kebiasaan, ini bisa disebut dengan kebohongan patologis. Menurut psikiatri Dr.Timothy Legg, tak seperti kebohongan lainnya, kebohongan ini dilakukan tanpa alasan yang jelas.
"Pembohong patologis berbohong secara kompulsif. Penyebabnya banyak, namun sepenuhnya belum bisa dipahami," ujar Legg, dikutip dari Healthline.
Beberapa kebohongan bisa dibuat agar pelakunya terlihat seperti pahlawan. Selain itu untuk mendapatkan simpati atau penerimaan dari orang lain.
Simak juga cerita Shahnaz Haque yang tidak mau biayai sekolah S2 anaknya di video berikut: