Presiden Jokowi siapkan Perpres Berantas Tubercolosis

by
http://imgcdn.rri.co.id/thumbs/berita_756500_800x600_IMG_20191209_111411.jpg
Presiden Jokowi siapkan Perpres Berantas Tubercolosis

KBRN,  Jakarta : Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi aksi stop Tuberculosis (TBC) dunia di Istana Merdeka,  Jakarta,  Senin (09/12/2019).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, Mensesneg Pratikno, Menkes Terawan Agus Putranto.

Ketua Dewan Pembina Ketua Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI) Arifin Panigoro usai bertemu Presiden mengatakan, Presiden Joko Widodo sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemberantasan Tubercolosis atau TBC di Indonesia.

"Satu hal yang juga disampaikan, untuk mempermudah kerja sama antarkementerian dan lembaga, saat ini sedang dirancang Perpres khusus TBC supaya kerja sama antar kementerian dan lembaga bisa lebih lancar," kata Arifin Panigoro.

Arifin Panigoro yang didampingi Direktur Eksekutif Stop TB International, Lucica Ditio, mengatakan dengan Perpres yang sedang dibuat ini, selain Menkes, menteri lain seperti Mendagri juga ikut berperan dalam pemberantasan TBC.

"Selain itu, seperti diketahui Indonesia ini kan otonomi daerahnya kuat sehingga peran para kepala daerah, gubernur, bupati juga sangat penting," katanya.

Berdasarkan laporan global tuberkulosis yang dipublikasikan World Health Organization (WHO), tidak ada negara yang bebas dari penyakit ini.

Pada tahun 2017, diperkirakan 842.000 orang Indonesia jatuh sakit karena Mycobacterium Tuberculosis, di antaranya adalah 23.000 orang dengan TBC resisten obat.

Selain itu, tujuh puluh lima persen dari orang yang sakit tuberkulosis di Indonesia adalah kelompok usia produktif.

Situasi ini merupakan ancaman terhadap salah satu agenda rencana pembangunan jangka menengah 2020-2024 yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.Arifin Panigoro pun mengatakan Presiden Jokowi sangat peduli dengan kasus TBC di Indonesia.

"Pak Presiden sangat peduli karena jumlahnya gede banget, 300 orang per hari meninggal, 100.000 orang setahun meninggal di Indonesia, itu besar sekali. Kita harus bekerja sama dan kami dari organisasi sipil berkomitmen ikut membantu pemberantasan TB," katanya.