Ini Dia Manfaat Tanaman Obat Daun Dewa yang Dikenal Sebagai Sambung Nyawa, dari Diabetes Hingga Cegah Kanker
by K. Tatik WardayatiIntisari-Online.com – Kita mengenalnya sebagai daun dewa atau daun sambung nyawa atau daun sambung nyowo atau dalam bahasa latin Gynura procumbens.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman herbal khas Indonesia, dan sering digunakan sebagai sayuran dalam makanan.
Daun pada tanaman ini memiliki efek yang sangat mujarab dalam menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari hipertensi hingga diabetes yang bisa diobati dengan daun dewa (gynura procumbens).
Daun gynura procumbens telah lama digunakan sebagai media pengobatan tradisional dan diturunkan dari generasi ke generasi dari Indonesia sejak zaman kerajaan, karena rempah-rempah dan jamu juga negara ini dijajah oleh bangsa Portugis dan Belanda hingga Jepang.
Daun dewa sangat terkenal akan khasiatnya dalam mengobati penyakit kronis secara alami tanpa efek samping yang berbahaya.
Di era modern, banyak sekali obat yang diolah dari daun dewa ini, ada yang berbentuk kapsul, tablet, dan jamu, yang dimaksudkan untuk memudahkan pasien atau konsumen dalam mengonsumsi obat alami ini.
Saat ini tanaman herbal gynura tersebar dan ada berbagai negara seperti Afrika dan Cina, untuk tanaman daun dewa di Indonesia ada di pulau Bali, Sumatra, dan pasti di pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur).
Beberapa bahan dalam daun dewa ada yang bersifat antimikroba, antiinflamasi, antihipertensi, dan antikarsinogenik.
Beberapa senyawa penting yang ada dalam daun dewa antara lain:
- Fenolik
- Saponin
- Triterpen
- Asparaginase
- kaempeferol-3-O-neohesperidoside
- minyak esensial
- triterpenoid
- steroid
- asam kumarite
- polifenol
- flavonoid
- kaempeferol-3-glucoside
- tanin
- glikosida sterol
- quarcetin
- asam klorogenik
- asam vanilic
- asam caffeic
- asam p-hidroksi benzoat
- dan seterusnya
Oleh karena itu tak heran jika tanaman ini memiliki beragam julukan yang sangat melekat pada mereka seperti tanaman pemberi harapan hidup, tanaman obat kanker, obat herbal yang sangat kuat, dll.
Berikut ini beberapa manfaat dari obat dewa tersebut, seperti dilansir dari campakasirungan.
Sebagai anti-kanker
Cara mengonsumsi daun dewa untuk pasien kanker:
- Cara pertama dengan memproses dengan blender daun dewa menjadi jus.
- Atau rebus 20 gram daun dengan 3 gelas air. Tunggu sampai airnya menyusut hingga setengah atau menjadi satu setengah cangkir (300 cc).
- Saring, lalu minum saat hangat.
- Untuk hasil maksimal, terapi ini berlangsung 2x sehari, selama 14 hari. Lalu periksakan untuk mengetahui kondisi sel terapi kanker terbaru pasca terapi daun dewa.
Cara kedua, dan cara ini adalah cara paling sederhana adalah melalap 3 lembar daun terus hidup, rutin 2x sehari, selama 7 hari berturut-turut. Dan, itu bisa dilanjutkan sesuai dengan tingkat keparahan kanker yang diderita.
Kanker adalah penyakit yang memperburuk kualitas hidup sekaligus sangat mengancam jiwa, bisa diberantas oleh dedaunan kehidupan.
Terutama kanker darah, kanker payudara, kanker paru-paru dan kanker rahim.
Kandungan senyawa terpenoid juga menunjukkan keunggulan yang tak kalah hebat.
Bedanya, Terpenoid ini berfungsi sebagai anti-metastasis atau anti-invasi.
Senyawa ini menghalangi jalur penyebaran sel kanker terdekat. Jadi pergerakan sel kanker terbatas dan memungkinkan senyawa lain untuk menumbuk sel kanker pada satu titik.
Selain itu ada juga kandungan flavonoid dan berbagai bahan lain yang berkhasiat dalam penyembuhan kanker dan tumor.
Flavonoid pada daun dewa memiliki tugas untuk menghambat kelangsungan hidup sel kanker.
Dengan falvonoid, sel kanker diatasi dengan menekan pasokan nutrisi dan oksigen sehingga sel-sel kelaparan mati dan mati.
Berdasarkan berbagai bukti ilmiah, kandungan daun dewa seperti tertulis di atas, sebagian besar berpotensi sebagai karsinogenik alias anti kanker.
Obat alami untuk diabetes
Manfaat selanjutnya dari daun dewa adalah sebagai obat alami untuk diabetes.
Agar gula darah selalu dalam kadar normal Anda bisa mengonsumsi daun sambung dewa (gynura procumbens).
Daun dewa terbukti mampu menetralkan dan menjaga kadar gula diabetik.
Untuk cara konsumsinya sangat mudah, Anda tinggal memilihnya langsung sebagai sayuran segar, atau bisa juga jamu seperti yang telah disebutkan tadi.
Untuk mengonsumsi daun dewa sebagai sayuran segar, berikut ini cara yang bisa digunakan:
- Siapkan 7 helai daun dewa
- Cuci hingga bersih di bawah air mengalir
- Lakukan ini sebelum makan sehingga dapat digunakan sebagai lalapan saat sarapan dan malam hari.
Menurunkan kolesterol
Daun dewa juga bisa digunakna untuk mengobati kolesterol dengan membuang kolesterol jahat dari dalam tubuh.
Cara mengonsumsinya sangat mudah, cukup mengonsumsi 3 lembar daun herbal ini setiap kali makan.
Kurangi hipertensi secara alami
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi tidak boleh diremehkan, penyakit ini adalah salah satu penyakit mematikan.
Karena penyakit tersebut merupakan pemicu datangnya penyakit lain seperti stroke dan kerusakan pembuluh darah.
Daun dewa sangat berkhasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) karena memiliki sifat hipotensi yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.
Cara mengkonsumsi daun herbal ini bisa dibuat herbal, jus, atau dikonsumsi langsung dengan menu makanan.
Banyak pasien atau pasien hipertensi yang terpaksa meminum obat seumur hidup agar tekanan darahnya stabil.
Namun yang pasti ada efek samping penggunaan obat kimia jangka panjang yang tentu sangat berbahaya. Jadi, alternatif terbaik adalah mengonsumsi daun dewa.
Bantu mengobati sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang disebabkan oleh radang dinding sinus.
Gejalanya khas dan mudah dikenali dalam bentuk pilek terus menerus tanpa disertai flu, suaranya berubah, rasa sakit di daerah wajah.
Penyakit ini tidak harus berakhir di meja operasi, dengan secara rutin dan berkala mengonsumsi 7 daun dewa, yang diolah menjadi jus hingga sinusitis dapat disembuhkan.
Pengobatan alami penyakit hati
Manfaat daun dewa selanjutnya adalah untuk pengobatan penyakit hati tradisional. Caranya sedikit berbeda, yaitu dengan membuat jus dari daun dewa.
Sedikit catatan bagi penderita penyakit hati, usahakan untuk selalu menghindari makanan yang kaya lemak.
Konsumsi terus sari daun dewa terus berlanjut secara teratur.
Selain itu, daun dewa juga bermanfaat untuk kesehatan dan perawatan berbagai penyakit seperti berikut ini.
- Obati kanker
- Menurunkan demam
- Mengobati hipertensi
- Menurunkan kolesterol
- Mengobati mulas
- Obati rematik
- Obati gout
- Membantu mengobati sinusitis
- Membantu mengobati stroke
- Untuk membantu mengatasi kejang
- Untuk perawatan ambeien
- Mengatasi penyakit tumor
- Obati eksem
- Menstruasi
- Membantu mengobati tetanus
- Membantu menjaga kesehatan ginjal
- Obati luka
- Menghilangkan kutil
- Mengobati gigitan hewan
- Mengobati masuk angin
Untuk menemukan daun ini tidak sulit, banyak ditemukan di daerah tropis, daun dewa adalah tanaman liar dan ditemukan di ladang, kebun, pekarangan, dan hutan hutan.
Meskipun ada banyak "daun dewa" di Indonesia (terutama di Jawa, Sumatra, dan Bali), tetapi berdasarkan sejarah penemuannya, daun dewa pertama kali ditemukan di Afrika.
Kemudian, menyebar ke Sri Lanka, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, dan Indonesia.
Bahkan, beberapa negara lain kini berusaha membudidayakan tanaman ini karena tertarik dengan khasiatnya.
Sayangnya, meski merupakan tanaman liar, daun dewa tidak selalu mampu bertahan di semua negara. Namun, faktor iklim dan kesuburan tanah menjadi penentu.
Daun dewa dilengkapi dengan banyak sel kelenjar minyak. Dengan demikian, daun ini menghasilkan aroma khas ketika diperas atau dihancurkan.
Memiliki warna yang sangat khas dan dikenali yaitu warna hijau mengkilap, hingga hijau pekat dengan aksen keunguan di bagian akhir.
Beberapa daun terus memiliki tepi lurus biasa, ada juga yang berlekuk. Begitu pula pada permukaan daun, ada yang halus, ada pula yang berbulu halus.
Bentuknya juga unik dalam bentuk elips, atau sering disamakan dengan telur terbalik. Daun menyirip tulang dan terasa sangat menonjol jika disentuh di bagian bawah daun.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |