https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/epWNC9bfJaqIVcYhs6d4LDNNqMk=/67x0:1079x1349/640x853/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2785857/original/025278000_1556008899-34499147_661211237584655_5327256999056900096_n.jpg
(Instagram/ayudiac)

Ayudia Bing Slamet Memaknai Hari Ibu 22 Desember

by

Liputan6.com, Jakarta - Ayudia Bing Slamet mengaku biasa saja dalam memaknai Hari Ibu yang dirayakan masyarakat dunia pada 22 Desember setiap tahunnya.

"Hari Ibu kan hari aku. Ngga ada yang spesial, sih. Hari Ibu yang hari perayaan aja. Yang penting urusan keluarga beres, aku sudah puas sebagai ibu karena bisa memfasilitasi kebutuhan suami dan anak," kata Ayudia Bing Slamet di kawasan Jakarta Selatan belum lama ini.

Sang suami, Ditto Percussion, yang berada di sampingnya ikut mengomentari pandangan Ayu soal Hari Ibu. Menurutnya, mantan Ratu Opera Sabun Indonesia itu tetap menjadi temannya sedari dulu.

Ayu merupakan pasangan yang tidak pernah berubah bagi laki-laki yang bernama lengkap Muhammad Pradana Budiarto ini. Namun, Ditto memaparkan pula kepada media bahwa Ayu mengalami perubahan dalam segi penghematan pengeluaran.

“Cuma memang ada perubahan dari segi penghematan pengeluaran. Jadi, Ayu semakin hemat, buat saya.” katanya.

“Keuangan makin jago ngaturnya berarti ada peningkatan dalam proses keibuannya. Jadi, dia harus milih mana yang prioritas, mana yang nggak. Ya, lebih dewasa aja, sih,” lanjutnya.

 

Tips Harmonis Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion

https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/lkRcZg5aS9bPij54e_cJbwOaEOQ=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2902466/original/017626000_1567662111-dito4.jpg
Sepertinya Ditto dan Ayudia Bing Slamet sangat menyukai keindahan alam laut. Mereka terlihat cukup sering mengunjungi pulau Bali untuk destinasi liburan keluarga mereka. (Liputan6.com.IG.@dittopercussion)

Pasangan yang menikah pada 13 September 2015 ini pun semakin terlihat harmonis. Didukung dengan pengakuan Ayu bahwa mereka lebih banyak bahagianya daripada sedihnya.

Melihat wajah sang anak, menjadi momen yang tidak bisa terulang lagi. Jadi, proses Skala dari bayi sampai nanti besar hanya terjadi sekali seumur hidup yang harus mereka bedua jalani.

Dalam mengurus Skala, keduanya pun juga mengaku lelah namun hal itu menjadi hal yang, “diseru-seruin aja” Ujar Ayu.

Menurutnya, kalau tidak punya anak pun juga tetap lelah, jadi sama saja.

Penulis : Lorenzo