https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/12/09/dca4cf0a-55e3-4ca5-b0e5-67d6b85673c0_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jurus Bos Baru Bank Mandiri Kejar Pendapatan Saat Kredit Lesu

by

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan bakal lebih meningkatkan pendapatan berbasis non bunga atau fee based income. Hal ini dilakukan perseroan menghadapi ketidakpastian global dan tren perlambatan penyaluran kredit.

Hal ini juga terindikasi dari target penyaluran kredit perseroan sepanjang tahun 2020 yang cenderung konservatif tumbuh di level 10%. Angka ini, lebih rendah dari proyeksi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan di kisaran 13% pada tahun 2020. Sementara itu, tahun ini Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit hanya di angka 8%.

"Targetnya mencoba untuk mendekati 10%. kan kita lihat ekonomi, saya juga tahu diri, mungkin kita di 9-10%, sudah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya 14-16%," kata Roykee Tumilaar, yang baru ditunjuk sebagai Dirut baru Bank Mandiri, di Plaza Mandiri, Senin (9/12/2019).

Roykee menilai, transaksi yang berbasis non bunga bakal jadi andalan perseroan dalam beberapa tahun ke depan, hal ini juga didukung banyaknya anak usaha Bank Mandiri dan bisa saling disinergikan. Apalagi, Royke juga bakal memperkuat kolaborasi antara bisnis wholesale banking dan retail banking.

"Kita shifting mulai ke transaksi fee based, created dengan ekosistem kita yang banyak anak perusahaan dan banyak grup yang saling mendukung, saya jadi coba bawa kolaborasi ini lebih kuat lagi," ungkapnya. 

Fokus Digitalisasi

Selain fokus pada kolaborasi ritel dan wholesale, perseroan juga akan fokus pada pengembangan digital di tahun 2020.

Direktur Treasury, International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan bakal menaikkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar 30% bila dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp 2,4 triliun.

"Secara tahunan kita punya budget cukup besar tapi khusus digitalisasi. Capex kita pertumbuhan tahunannya 30%, di dalamnya banyak proses pengembangan digital banking," kata Darmawan.

Dengan adanya kemudahan layanan digital, diharapkan akan memberikan keuntungan bagi bank dengan kode saham BMRI ini untuk menekan biaya operasional. pengembangan digital juga tak menutup kemungkinan secara perlahan akan memperkecil peran kantor cabang dan membuat perbankan semakin efisien.

"Kita nggak bisa lepas [dari digital banking], kalau enggak lakukan transformasi bank kita pelan-pelan akan hilang ke depan," kata Royke Tumilaar. (hoi/hoi)