Kim Jong Un Sebut Trump Tua dan Cuma Menggertak?
by TEMPO, Budi RizaTEMPO.CO, Seoul – Media pemerintah Korea Utara, yang dipimpin pemimpin tertinggi Kim Jong Un, menyebut Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, hanya menggertak kosong
Pernyataan ini muncul dari Kim Yong Chol, yang menjabat sebagai ketua Komite Perdamaian Asia Pasifik dari Korea Utara, seperti dilansir KCNA dan dikutip Channel News Asia pada Senin, 9 Desember 2019.
Kim juga menyebut Trump sebagai orang tua yang kehilangan kesabaran seiring Korea Utara meningkatkan tekanan terhadap Amerika terkait pembicaraan denuklirisasi yang mandek.
“Tindakan kami untuk membuatnya terkejut. Jadi , jika dia tidak terkejut, kami akan merasa tersinggung,” kata Kim, yang sempat menjabat sebagai mitra dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, saat perundingan damai kedua negara.
Kim menyebut pernyataan Trump sebagai aneh serta menyebut Trump sebagai lelaki tua yang ngawur dan tidak punya perhatian.
“Dari kata-katanya dan ekspresinya, kita bisa membaca betapa tersinggungnya dia saat ini,” kata Kim.
Menurut dia, Kim Jong Un belum membalas pernyataan Trump dengan menggunakan ekspresi yang menyinggung perasaan. Tapi, ini bisa berubah.
“Dia harus memahami bahwa cara dia menggertak dan kemunafikannya terdengar abnormal dan tidak realistis bagi kami,” kata Kim. “Kami tidak bisa kehilangan lebih banyak.”
Sebelumnya, lewat akun Twitternya, Trump memperingatkan Kim Jong Un agar tidak menunjukkan sikap bermusuhan kepada Amerika Serikat.
Trump mengatakan Korea Utara harus melakukan denuklirisasi setelah pejabat negara itu mengklaim berhasil melakukan tes senjata besar yang signifikan.
“Kim Jong Un terlalu pintar dan bisa kehilangan banyak, kehilangan semuanya, jika dia bertindak bermusuhan lagi. Dia telah menandatangani perjanjian denuklirisasi yang kuat di Singapura,” kata Trump lewat Twitter seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip Reuters pada Ahad, 8 Desember 2019.
Trump mengatakan ini mengacu pada pertemuan pertamanya dengan Kim di Singapura pada 2018.
“Dia tidak ingin merusak hubungan khusus dengan Presiden Amerika Serikat atau mengganggu pemilu Presiden pada November 2019,” kata Trump.
Pernyataan Trump ini mengacu kepada pernyataan media resmi Korea Utara yaitu KCNA bahwa negara tertutup ini telah melakukan tes sangat penting di lokasi peluncuran satelit Sohae.
Ini merupakan lokasi pengujian roket, yang menurut pejabat AS pernah dijanjikan akan ditutup oleh pemerintah Korea Utara.
Uji coba ini terjadi menjelang berakhirnya tenggat akhir tahun oleh Korea Utara agar AS menghentikan desakannya untuk denuklirisasi sepihak. Pyongyang telah memperingatkan akan mengambil langkah baru jika pembicaraan denuklirisasi ini mengalami kebuntuan. Trump dan Kim Jong Un belum bersepakat mengenai kemungkinan pertemuan puncak ketiga setelah pertemuan serupa di Singapura pada 2018 dan Vietnam pada 2019.