https://statik.tempo.co/data/2019/03/13/id_826032/826032_720.jpg
Maskapai di Indonesia yang juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 yakni Sriwijaya Air. Di seluruh dunia dilaporkan terdapat 350 unit Boeing 737 MAX 8. Saat ini, selain negara juga ada maskapai yang memutuskan untuk melarang pesawat tersebut terbang. Dok.TEMPO/Fahmi Ali

Kisruh Sriwijaya - Garuda, Jumlah Pesawat Angkutan Natal Turun

by

Tempo.Co, Jakarta - Kementerian Perhubungan mencatat jumlah pesawat yang siap terbang untuk angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 melorot 9 persen. Bila tahun lalu armada siap terbang berjumlah 544 unit, tahun ini angkanya menurun menjadi 495 unit.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih Pramesti mengatakan ada banyak faktor yang membuat jumlah pesawat menurun. Salah satunya lantaran berkurangnya jumlah maskapai Sriwijaya Air yang siap mengudara.

"Memang ada sedikit dampak dari berkurangnya pesawat Sriwijaya. Namun kami akan cek kembali ketersediaan pesawat di perusahaan maskapai," kata Polana saat memberikan keterangan resmi terkait angkutan Natal dan Tahun Baru di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019.

Menurut Polana, Sriwijaya akan mengoperasikan 15 pesawatnya saat liburan akhir tahun nanti. Angka itu sudah termasuk pesawat cadangan. Adapun jumlah ini dua kali lipat lebih sedikit ketimbang tahun lalu.

Pada masa angkut liburan akhir tahun 2018, Sriwijaya mengoperasikan hampir seluruh unit maskapainya. Jumlah armada yang dimiliki perusahaan milik keluarga Lie kala itu mencapai 30 unit.

Tahun ini, Sriwijaya menurunkan jumlah operasional pesawatnya secara drastis pasca-mengalami kisruh kerja sama dengan Garuda Indonesia. Kisruh itu membuat kondisi Sriwijaya tersungkur lantaran menanggung beban utang mencapai sekitar Rp 850 miliar kepada perusahaan pelat merah.

Komisaris Sriwijaya Air, Yusril Izha Mahendra, beberapa waktu lalu mengatakan Garuda Indonesia juga masih menahan sejumlah pesawat milik perseroannya di hanggar Garuda Maintenance Facility atau GMF. Penahanan dilakukan hingga Sriwijaya melunasi utang-utangnya terhadap Garuda.

Berkaca dari kejadian itu, Polana memastikan Sriwijaya Air tak menambah penerbangan ekstra atau extra flight saat masa libur Natal dan Tahun Baru 2020. Adapun selain penurunan jumlah maskapai Sriwijaya, tren kemelorotan penumpang juga membuat jumlah pesawat yang mengudara pada masa libur nanti menurun.

Polana mencatat, total penumpang pesawat pada masa angkut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 menurun 8,4 persen dibanding dengan tahun lalu secara year on year. Bila tahun lalu penumpang berjumlah 5,76 juta, tahun ini totalnya hanya 5,28 juta orang.