https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/09/05/f1c620d1-3f6b-401e-bbb9-dc93741a448d_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), mulai melayani sektor industri di pulau Madura, Jawa Timur. (dok: PGN)

PGN: Jargas Bikin RI Hemat Subsidi LPG Rp 1,19 T Setahun

by

Jakarta, CNBC Indonesia - PT. PGN (Perusahaan Gas Negara) Tbk (PGAS). mengklaim proyek pembangunan jaringan gas (jargas) bisa berdampak pada penghematan bagi penggunanya, baik rumah tangga maupun industri. Proyek juga disebut berdampak pada terbukanya lapangan kerja.

"Kajian kami manfaat jargas bagi negeri jika dihitung per 1 juta sambungan rumah tangga berikan penghematan subsidi APBN untuk subsidi LPG 1,19 T per tahun. Penghematan masyarakat mencapai 7,9 miliar per tahun. Dampaknya nyata. Masif dapat serap 29 ribu tenaga kerja langsung serta 10rb tenaga kerja ga langsung," kata dirut PT. PGN Gigih Prakoso saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi VII DPR RI senin (9/12/2019).

Sayangnya, biaya pembangunan yang tidak sedikit juga menjadi sisi lain yang tidak bisa dilupakan. Gigih menyebut untuk membuat sambungan ke satu rumah tangga biayanya mencapai Rp 6 juta -7 juta rupiah. Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena ada sebagian yang ditanggung APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dalam pembuatannya.


Seperti diketahui, pembangunan jargas dilakukan untuk menstibtusi bahan bakar yang umumnya digunakan masyarakat, yakni LPG 3 Kg. Dengan target kalangan menengah ke bawah, maka harga yang ditetapkan pun diupayakan agar terjangkau. "Penetapan harga sudah diatur BPH Migas. Golongan 1 biayanya Rp. 4.250/m2, Golongan 2 sebesar Rp. 6.000 rupiah per/m2," jelas Gigih.

Selain itu, pengguna LPG 12 Kg serta 50 Kg juga ikut menjadi target. Penggunanya dinilai berasal dari kalangan lebih mampu. "Kita bisa kembangkan jargas income level medium ke atas, yang sekarang kita bisa cas Rp.8-10rb/m2 sehingga bisa cross subsidi (subsidi silang)," sebut Gigih. (gus/gus)