Kepala BKKBN: Layani Masyarakat dengan Perasaan itu Penting

by
http://imgcdn.rri.co.id/thumbs/berita_756423_800x600_SAVE_20191209_135813.jpeg
Kepala BKKBN: Layani Masyarakat dengan Perasaan itu Penting

KBRN, Palangkaraya : Digitalisasi membuat nilai-nilai manusia terdegradasi. Oleh karena itu perkembangan revolusi industri 4.0 dengan artificial intelligence tetap harus mengutamakan nilai manusia atau manusia tetap menjadi pilar utama pembangunan karena hal tersebut masih sangat penting.

Seperti di Jepang yang telah mengenalkan society 5.0 berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.

"Sebelumnya saya juga pernah menjadi PNS di pedalaman saya pernah juga Nugal (menanam padi), nyuwar (mencari ikan) dan mandi di sungai mahakam, maka saya paham PNS itu harus menjadi pelayan masyarakat dan saya tahu pelayanan di daerah itu butuh keseriusan. Kemudian sebagai pemimpin atau pelayan masyarakat harus memiliki Ethos (etika), logos (logika) dan pathos (empati) mengutip filsuf Yunani kuno Aristoteles," ungkap Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, pada kegiatan pembinaan kepegawaian Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, di Aula Kantor BKKBN Kalteng, kepada RRI, Senin (9/12/2019).

Kepala BKKBN Hasto, menyampaikan pesan dari seorang pendeta waktu beliau bertugas sebagai dokter di pedalaman Kutai, Kalimantan Timur.

"Pak Dokter kalau memperlakukan dan melayani orang lain harus dengan perasaan tapi kalau memperlakukan diri sendiri tidak dengan perasaan hanya fisik saja kalau fisik kita sehat sudah cukup," kata Hasto mengisahkan.

Hasto menambahkan menguasai product knowledge (hard skill) dan kemampuan menyampaikan kepada masyarakat/pendekatan pada masyarakat (soft skill) sangat penting bagi penyuluh KB, dokter, bidan dan seluruh ASN yang melayani masyarakat.

"Maka kepada penyuluh KB belajarlah ilmu komunikasi bacalah buku-buku tentang komunikasi, karena akan bermanfaat saat berhubungan dengan masyarakat. Karena komunikasi informasi dan edukasi adalah menjadi pekerjaan kita sehari-hari sebagai pegawai BKKBN," saran Hasto.

Mengakhiri sambutannya Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengajak keada ASN BKKBN, untuk mencanangkan ZI WBK/WBBM (Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani).

"Saya minta kita harus tertib administrasi dan jangan ada pamrih kepentingan pribadi, kalau orang cerdas tapi ada sedikit pamrih/kepentingan maka jadi tidak cerdas," pungkas Hasto.

Selain itu, Deputi Bid. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Dwi Listyawardani selaku Plt. Deputi Bid Pengendalian Penduduk menambahkan, sudah lama Indikator capaian program KKBPK Kalteng cukup baik bahkan masih diatas rata-rata nasional baik angka fertilitas dan penggunaan kontrasepsi modern (68%). Memberi support pada teman-teman di Kalteng untuk menjaga kinerja yang sudah dicapai.

Namun perlu lebih dikembangkan lagi program KB di perusahaan khususnya di Perkebunan.

"Saya berterima kasih sudah dilakukan distribusi dinamis suntik ke Kalimantan Barat karena disana ada kekurangan. Perlu lebih dikembangkan lagi program KB di perusahaan khususnya di Perkebunan, perlu pendekatan pelayanan ke komunitas masyarakat di perkebunan. Terkait pelaporan saya minta untuk dibenahi dalam hal pencatatan pelaporan program. Terkait GDPK masih separuh Kabupaten/Kota di Kalteng, saya harap bisa seluruh Kabupaten/Kota," ucap Dwi.