Ditetapkan Jadi Dirut Mandiri, Royke Tumilaar Fokus Tiga Program
by Dias Prasongko, Dewi Rina CahyaniTEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menetapkan Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama Bank Mandiri yang baru. Royke yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Corporate Banking menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang kini menjabat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II.
Usai ditetapkan sebagai Direktur Utama, Royke Tumilaar mengatakan fokus program kerja Bank Mandiri tidak akan banyak berubah dengan program kerja yang telah disusun oleh pimpinan sebelumnya. Royke mengungkapkan ada tiga program yang bakal menjadi fokus Bank Mandiri.
"Namun yang pertama, ada beberapa strategi yang akan kami terapkan, pertama kolaborasi sektor wholesale dengan retail akan kami kolaborasikan lebih kuat lagi," kata Royke Tumilaar saat mengelar konferensi pers di Plaza Bank Mandiri, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember 2019.
Menurut dia, fokus yang pertama itu dilakukan karena selama ini, masih banyak sektor bisnis retail consumer yang belum banyak digarap. Padahal, jika dilihat lebih jauh, sektor retail consumer tersebut merupakan turunan atau bagian dari (value chain) dari sektor wholesale.
Royke mencontohkan salah satunya adalah di segmen pay roll atau pembayaran gaji bulanan perusahaan. Di sektor ini, dari ratusan bahkan ribuan klien Bank Mandiri, baru sekitar 10-15 persen yang menggunakan layanan jasa dari emiten berkode BMRI tersebut.
Kedua, Royke Tumilaar juga masih akan memfokuskan Bank Mandiri untuk melakukan transformasi digital atau digital banking. Sebab, ke depan sektor digital banking sudah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan baik bagi nasabah maupun bagi permintaan pasar ke depan. Apalagi dengan digital banking juga bisa menekan biaya operasional.
Ketiga, lanjut Royke, dirinya juga akan fokus untuk mendorong penyaluran kredit di sektor komersial dan juga Usaha Menengah Kecil dan Mandiri (UMKM). Hal ini bakal dilakukan dengan melihat kondisi perekonomian dan juga memperhatikan kondisi eksternal, atau perekonomian dunia.
"Jadi mungkin pertumbuhan kredit nanti akan kami lihat situasi dengan perekonomian ke depan," kata Royke Tumilaar.