Jadi Dirut, Ini Strategi Royke Tumilaar Untuk Bank Mandiri

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/12/15/3586a520-3150-429c-82d7-f9cb3eafa6b1_169.jpg?w=700&q=80
Foto: Ari Saputra

Jakarta - Hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa PT Bank Mandiri mengumumkan Royke Tumilaar sebagai direktur utama baru menggantikan Kartika Wirjoatmodjo.

Ada sejumlah strategi yang akan dilakukan Royke untuk peningkatan bisnis perseroan ke depan.

Misalnya dengan memperkuat wholesale dan ritel banking. "Saya tidak terlalu banyak mengubah kebijakan yang dibuat oleh pak Tiko, karena sebelumnya saya juga ada dalam tim manajemen kebijakan itu," kata Royke dalam konferensi pers hasil RUPSLB di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Dia menjelaskan saat ini memang kolaborasi wholesale banking dan ritel harus diperkuat karena masih banyak celah yang harus digarap oleh perseroan.

Dia mencontohkan, seperti payroll klien yang saat ini baru mencapai 10-15%. Bank Mandiri akan membidik segmen-segmen tersebut untuk mendorong pertumbuhan.

Kemudian untuk anak usaha, Royke menyebut Bank Syariah Mandiri disiapkan untuk melakukan initial public offering pada 1-2 tahun kemudian. "BSM itu 1-2 tahun, tergantung kesiapan mereka IPO, mudah mudahan (tahun depan)," jelas dia.



Selain itu, Bank Mandiri juga fokus mengembangkan digital banking. "Digital banking itu tidak bisa lepas, kalau kita tidak transformasi mungkin bank akan hilang ke depan. Apalagi dengan banyaknya pembayaran-pembayaran yang dari luar negeri masuk ke sini," kata Royke.

Dia mengungkapkan bank harus secara bertahap untuk beralih ke digital. Harus dilihat prioritas untuk transformasi, bisa diawali dari sisi kartu kredit, tabungan dan deposito.

Menurut Royke saat ini bank sudah memiliki roadmap untuk peralihan ke bank digital. Dimulai dari produk ritel banking.

"Sekarang aja udah kerasa, pembukaan cabang sudah berkurang. Dulu 4 tahun lalu bisa buka 50-70 cabang dalam satu tahun. Sekarang buka cabang tapi tidak sebanyak dulu karena costnya besar," imbuh dia.

Hingga kuartal III 2019, Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sangat baik, dimana pertumbuhan rata-rata kredit konsolidasi mencapai 11,5% (YoY) atau mencapai Rp806,8 triliun pada September 2019. Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas, dimana rasio NPL gross turun 48 bps menjadi hanya 2,53% dibandingkan September tahun lalu. Perbaikan ini membuat Bank Mandiri dapat menurunkan biaya CKPN sebesar 6,27%.

Laju pertumbuhan kredit yang berkualitas dan pengendalian biaya operasional melalui dukungan otomatisasi serta digitalisasi mampu mendorong kinerja perseroan hingga mencetak laba hingga Rp20,3 triliun, naik 11,9% dibandingkan pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/12/09/91683c43-1e0b-47c1-a132-818e1dec2423.jpeg?a=1

Simak Video "Tol Layang Jakarta-Cikampek Bisa Dipakai Mulai 20 Desember 2019"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/eds)