Sri Mulyani: Dulu Orang Menganggap Tak Korupsi, Tak Bisa Hidup

by
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2019/12/09/1132009/670x335/sri-mulyani-dulu-orang-menganggap-tak-korupsi-tak-bisa-hidup.jpeg
Menkeu Sri Mulyani. ©Foto Humas Kemenko Perekonomian

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara pada Acara KPK Mendengar dalam rangka Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (9/12). Dalam kesempatan tersebut, dia bercerita bagaimana dulu korupsi merajalela di Indonesia. Bahkan ada anggapan, tak korupsi maka tak bisa hidup.

"Semenjak KPK pertama dibentuk dan pimpinan KPK, pertama waktu itu kebetulan saya jadi Menkeu juga dan kami termasuk diskusi awal gimana membangun Indonesia yang waktu itu dipersepsikan sebagai suatu negara yang korupsinya sangat sistemik dan sangat struktural sehingga orang menganggap kalau nggak korupsi malah ngga bisa hidup," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah tak tinggal diam menyaksikan korupsi terjadi. Waktu itu, pemerintah mulai menyusun strategi dengan menginisiasi gerakan antikorupsi yang dimulai dari mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai berbenah diri berani melawan korupsi.

"Waktu itu dibuat strategi bagaimana memulai gerakan anti korupsi terutama yang membuat untuk ASN menjabat menjadi ASN dan pejabat yang jujur itu adalah mungkin. Kalau dulu tidak mungkin karena gajinya juga pas untuk hidup sehingga jadi satu alasan untuk korupsi," jelasnya.

1 dari 1 halaman

Kementerian Keuangan

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2019/12/09/1132009/paging/540x270/kementerian-keuangan.jpg

Dari sisi Kementerian Keuangan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mulai mendesain penghasilan yang layak bagi ASN. Agar mencapai penghasilan yang layak, Kementerian Keuangan juga memperbaiki penerimaan negara melalui pajak dan bea cukai.

"Bahwa karena memang gajinya habis untuk satu minggu atau 10 hari. Oleh karena itu, strategi dari awal adalah bagaimana meningkatkan reformasi di dalamnya, meningkatkan tunjangan. Untuk bisa mencapai itu harus ada keuangan negara yang sehat. oleh karenanya kita membuat fokus di Kemenkeu di reformasi 2005-2006, di area Kemenkeu yang mengenerate penerimaan, bea cukai dan pajak dua instansi fokus," tandasnya.

[idr]