Alasan Persebaya Turunkan Pemain U-20 saat Menekuk Bhayangkara FC
by Aditya WanyBola.com, Surabaya - Duel antara Persebaya Surabaya kontra Bhayangkara FC melahirkan satu cerita baru di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (8/12/2019). Duel pekan ke-31 Shopee Liga 1 2019 itu berakhir 4-0 untuk Persebaya dan memunculkan nama pemain baru.
Bek muda Persebaya, Koko Ari Araya, menjalani laga debutnya di kompetisi kasta tertinggi. Koko merupakan pemain Persebaya U-20 yang turut menjuarai Elite Pro Academy U-20 2019 di bawah arahan pelatih Uston Nawawi.
Pemain berusia 19 tahun itu masuk pada menit ke-81, saat Bajul Ijo sudah unggul 4-0, menggantikan Novan Setya Sasongko. Pelatih Persebaya, Aji Santoso, menilai Koko layak mendapat kesempatan bermain karena merupakan pemain muda berbakat yang dimiliki timnya.
“Kami sudah unggul 4-0 dan ada waktu sekitar 12 menit. Saya ingin memberikan jam terbang pada Koko. Saya lihat pemain ini memiliki satu bakat cukup bagus, hanya saja kami harus berani untuk memberikan jam terbang,” ucap Aji.
Koko sebenarnya sudah didaftarkan sebagai pemain senior Persebaya sejak awal musim untuk mengisi slot pemain U-23. Namun, dia belum mendapat kesempatan tampil sampai akhirnya bergabung Persebaya U-20.
Bermain sebagai bek kanan, pemain jebolan kompetisi internal Persebaya Surabaya itu tampil berani. Dia beberapa kali menyisir sisi sayap kanan dan melewati pemain Bhayangkara. Koko juga sempat mencoba bek kiri meski kemudian kembali ke posisi semula.
Masa Depan Klub
Aji Santoso dikenal sebagai pelatih yang berani memberi kesempatan kepada pemain muda. Baginya, keputusan memutuskan Koko ini bagian dari agenda penting demi masa depan klub Persebaya Surabaya.
Meski hanya sekitar 12 menit di lapangan, Koko menunjukkan permainan yang cukup apik dan menyatu dengan rekan-rekannya. Dia tidak sungkan membagi bola dengan pemain senior seperti Irfan Jaya, David da Silva, atau Aryn Williams.
“Kalau kami punya pemain muda bagus dan tidak diberikan jam terbang, nanti tidak ‘terbang’. Saya memasukkan juga melihat situasi, karena situasinya juga sudah pasti aman, 15 menit kecil sekali kemungkinan kami kebobol 4 gol,” imbuh pemain asli Malang itu.
“Saya selalu mengendalikan tim, saya tidak pernah tergantung pada satu-dua pemain. Itu penting karena supaya suasana kompetisi itu hidup. Saya tidak mau pemain hanya menemani pemain lain latihan. Jadi semua harus dalam kondisi siap kalau diberikan kesempatan bermain,” tutupnya.