https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/7R7DfhDMMb84L20qiC2sr8dxsLE=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2989751/original/007835100_1575775289-20191208-MU-City-7.jpg
Pemain Manchester United Marcus Rashford (tengah) merayakan dengan rekan satu timnya setelah mencetak gol ke gawang Manchester City pada pertandingan Liga Inggris di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, Sabtu (7/12/2019). Manchester United menang 2-1. (AP Photo/Rui Vieira)

3 Alasan Manchester United Bisa Finis 4 Besar Premier League 2019-2020

by

Bola.com, Jakarta - Manchester United sejatinya mengawali musim 2019-2020 dengan kurang baik. Klub berjuluk Setan Merah tak memperlihatkan performa yang konsisten pada awal musim.

Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu pernah terperosok di peringkat 10 klasemen Premier League. Manchester United beberapa waktu yang lalu juga hanya berselisih enam poin dari klub yang berada di zona degadrasi.

Namun, perlahan tapi pasti Setan Merah mulai merengsek naik ke urutan kelima klasemen sementara dengan raihan 24 poin. Dari 16 laga di Premier League, tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu meraih enam kali menang dan enam kali imbang.

Terbaru, Manchester United berhasil mengalahkan dua klub besar, yakni Tottenham Hostpur (2-1) dan Manchester City dengan skor 2-1. Selain hasil yang bagus, performa Setan Merah dalam dua laga terakhir juga cukup memuaskan.

Kondisi tersebut tentunya bisa membuat posisi klub yang bermarkas di Old Trafford terus naik. Kini, Manchester United hanya terpaut lima angka dari Chelsea yang berada di uruan keempat.

Meskipun performa klub asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu terkadang masih kerap naik turun, banyak faktor yang bisa membuat Setan Merah bisa mengakhiri kompetisi Premier League di posisi empat besar.

Berikut Bola.com merangkum dari Sportskeeda, Minggu (8/12/2019), 3 alasan mengapa Manchester United bisa finis di posisi empat besar.

 

1. Performa Apik Marcus Rashford

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/3n-L5L31vctZ2tkmntrWTquyLVg=/0x500:4928x3277/1280x720/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2989595/original/058320400_1575742998-000_1MV9SU.jpg
Striker Manchester United Marcus Rashford mengeksekusi penalti pada laga melawan Manchester City di Etihad Stadium, Sabtu (7/12/2019) atau Minggu dini hari WIB. (AFP/Oli Scarff)

Marcus Rashford mulai mencuri perhatian saat Manchester United dilatih Louis Van Gaal pada Februari 2016. Kala itu, Rashford mampu mencetak dua gol saat Setan Merah menang dengan skor 3-2 atas Arsenal.

Rashford yang waktu itu masih berstatus sebagai pemain akademi langsung dipercaya masuk tim utama Mancheter United. Perlahan tapi pasti performa pemain berusia 22 tahun itu terus meningkat.

Pada musim ini, Rashford sudah mencetak 10 gol dari 16 pertandingan terakhir di Premier League. Menariknya dari 10 golnya musim ini, lima di antaranya ia catatkan saat bertemu klub berstatus 'Big Six'.

Torehan tersebut masing-masing ia catatkan saat bertemu Chelsea (4 gol), Liverpool (1 gol), Tottenham Hotspur (2 gol) dan Manchester City satu gol. Catatan apik Rashford diprediksi masih akan berlanjut hingga pertandingan akhir musim.

Jika Rashford bisa tampil konsisten, Manchester United tentunya bisa masuk empat besar klasemen Premier League 2019-2020.

2. Sudah Menemukan Solusi Lini Tengah

https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/jImQj_xAhG7zTZQpyNOVznAQYrs=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2954382/original/041607100_1572487769-20191030-MU-Hentikan-Langkah-Chelsea-di-Piala-Liga-Inggris-AP-4.jpg
Gelandang muda Chelsea, Billy Gilmour, berebut bola dengan pemain Manchester United, Fred dan Scott McTominay dalam babak keempat Carabao Cup di Stamford Bridge, Rabu (30/10/2019). MU melaju ke perempat final Carabao Cup setelah membekuk Chelsea 2-1. (AP/Ian Walton)

Beberapa waktu yang lalu, skuat Ole Gunnar Solskjaer tak mempunyai amunisi lini tengah yang bagus, terutama sejak ditinggal Paul Pogba karena cedera.

Namun, kekhawatiran itu sudah mulai hilang setelah ada sosok Fred dan Scott McTominay. Kedua pemain bermain apik di lini tengah Setan Merah, terutama saat derbi Manchester.

Fred yang baru menjalani derbi Manchester mampu memegang kendali lini tengah saat melawan Manchester City, Minggu (8/11/2019) di Etihad Stadium. Kondisi tersebut tentunya sedikit mengurangi ketakutan fans Manchester United jika Paul Pogba hengkang.

Jika Manchester United bisa menjaga Fred dan Scott McTominay bebas dari cedera, mungkin tak ada lagi kekhawatiran mengenai kemungkinan perginya Paul Pogba dari Old Trafford.

3. Ole Gunnar Solskjaer Sudah Punya Komposisi Starting XI Terbaik

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/i5HiXEgaD_4yBWb_f3IgdF9gpxk=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2989750/original/015020400_1575775288-20191208-MU-City-6.jpg
Pemain bereaksi terhadap barang-barang yang dilemparkan oleh penggemar Manchester City terhadap pemain Manchester United pada pertandingan Liga Inggris di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, Sabtu (7/12/2019). Manchester United menang 2-1. (AP Photo/Rui Vieira)

Pada musim ini, Manchester United kerap mengganti komposisi pemain dalam setiap pertandingan. Hal tersebut yang membuat Setan Merah kerap kehilangan poin.

Selain itu, Manchester United jarang bisa menurunkan pemain-pemain terbaiknya karena ada yang mengalami cedera.

Namun, kondisi berbeda terjadi saat Manchester United bertemu Manchester City dalam pekan ke-16 Premier League 2019-2020. Solskjaer menurunkan 11 pemain terbaiknya pada laga tersebut.

Paul Pogba yang masih mengalami cedera posisinya sementara digantikan Jesse Lingard. Kemudian Anthony Martial yang baru kembali langsung mengisi ujung tombak Manchester United.

Dengan memakai formasi 4-2-3-1, tiga pemain yang berada di belakang Martial ialah Marcus Rashford, Daniel James serta Lingard berada di belakang persis Anthony Martial.

Kemudian dua pemain yang mengisi lini tengah ialah Fred dan Scott McTominay. Sedangkan empat pemain dipercaya untuk mengisi lini pertahanan yakni, Luke Shaw, Harry Maguire, Victor Lindelof dan Aaron Wan-Bissaka.