Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Berperan Aktif Tanggulangi Kemiskinan
by Eko SulestyonoKBRN, Jakarta : Selama ini, peran berbagai lapisan masyarakat membantu pemerintah menanggulangi kemiskinan patut diapresiasi bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Beraneka ragam situasi dan kondisi Ekonomi yang melanda negeri, mendorong Dompet Dhuafa menyelenggarakan diskusi Indonesia Poverty Outlook 2019 mengangkat tema Strategi Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pertumbuhan Ekonomi (Pro Poor City Index) bertempat di Auditorium Adhiyana Wisma Antara, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 mencapai 25,14 juta jiwa atau sekitar 9,82 persen dari total penduduk.
Jumlah tersebut berkurang 530 ribu jiwa dibandingkan posisi September tahun lalu dan menyusut 805 ribu jiwa dibandingkan posisi Maret tahun lalu.
Kemiskinan yang dialami masyarakat kelompok marjinal memang tidak hanya sebatas kemiskinan secara ekonomi, melainkan juga kemiskinan non-ekonomi seperti terbatasnya akses terhadap pengetahuan dan keterampilan, produktivitas yang rendah, nilai tukar yang rendah dari komoditi yang dihasilkan serta terbatasnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Karenanya, kemiskinan itu tidak dapat diselesaikan hanya dengan pembangunan ekonomi atau bantuan finansial, melainkan yang lebih utama pemberdayaan agar kelompok marjinal ini dapat mandiri dan mengubah nasibnya sendiri.
Pertumbuhan garis kemiskinan yang rendah sepanjang 2016-2019, di satu sisi menggambarkan keberhasilan pengendalian harga komoditas kebutuhan pokok, namun di saat yang bersamaan juga menggambarkan kenaikan pengeluaran rumah tangga miskin yang dipicu oleh bantuan sosial.
Dalam 4 tahun terakhir terhitung sejak Maret 2015 hingga Maret 2019, sebanyak 3,45 juta penduduk dinyatakan mampu keluar dari kemiskinan.
Namun demikian, pencapaian ini lebih rendah dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang mematok target angka kemiskinan 7-8 persen pada 2019.
Strategi penanggulangan kemiskinan berbasis pertumbuhan ekonomi (pro-poor growth) sulit dilakukan pada perekonomian yang terbelah oleh kesenjangan pendapatan yang lebar.
Pertumbuhan ekonomi juga sulit memberi manfaat yang luas ketika sektor informal yang subsisten dan marjinal secara besar dan tidak terintegrasi dengan sektor formal-modern.
Pro-poor growth juga sulit diwujudkan ketika perekonomian masih sangat bergantung pada ekspor komoditas primer dengan diversifikasi struktur produksi yang rendah dan tanpa pendalaman industri.
Namun, pemberantasan kemiskinan tidak mutlak menjadi tugas pemerintah saja. Lembaga sosial yang fokus pada pemberdayaan masyarakat pun turut ambil bagian.
Salah satunya Dompet Dhuafa. Sebagai lembaga zakat, Dompet Dhuafa sangat konsen dalam upaya pemberdayaan kaum dhuafa, baik ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun pelayanan sosial kemasyarakatan.
Semua dilakukan agar kaum dhuafa dapat dengan mudah dalam mendapatkan akses pelayanan.
Melalui Poverty Outlook ini, diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan di tahun yang akan datang baik bagi pemerintah maupun pihak swasta yang memiliki fokus di bidang kemiskinan.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberi pandangan dan masukan terkait program yang telah dijalankan oleh pemerintah maupun lembaga lainnya, serta kebijakan yang telah ada terkait upaya penanggulangan kemiskinan.