https://foto.wartaekonomi.co.id/files/arsip_foto_2019_12_09/iblam_sl_173139_big.jpg

IBLAM SL Ganti Logo, Begini Makna dan Harapannya

by

WE Online, Jakarta - Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) IBLAM SL melakukan rebranding dengan meluncurkan logo baru. Peluncuran logo baru dilakukan di kampus IBLAM SL di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

Logo baru yang berbentuk perisai tersusun dari empat bulatan di sisi kiri atas, satu kotak dengan bulatan di tengah di kanan bawah, dan empat garis di bagian bawah. Apabila digabungkan, semua simbol tersebut akan terlihat sebagai perisai yang bermakna bahwa pendidikan hukum harus dijadikan instrumen untuk melindungi dan menghadapi serangan kebodohan, kekacauan, dan segala ketidakadilan.

Arti dari masing-masing simbol sendiri adalah, empat bulatan melambangkan elemen yakni dosen, mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah, yang merupakan elemen perjuangan untuk mencapai kemajuan di IBLAM SL.

Baca Juga: Koruptor Dihukum Mati? Ini Tanggapan Jokowi

Kemudian kotak dengan bulatan di tengah melambangkan satu tujuan dalam satu rumah perjuangan untuk menghasilkan ahli hukum yang berintegritas. Dan empat garis lurus melambangkan empat nilai-nilai dasar perjuangan IBLAM SL.

Rahmat D Putranto, Ketua Yayasan Yayasan Lembaga Pengembangan Ilmu Hukum dan Manajemen (YLPIHM) IBLAM menekankan integritas dalam rebranding itu. Integritas intinya adalah sikap konsistensi dalam hidup, sikap, perbuatan, dan pemikiran yang sesuai dengan etika dan moral.

Diakui itu tidak mudah, karena itu dibutuhkan religiusitas dan keyakinan yang membuat tetap di jalan yang lurus. Itulah nilai-nilai yang dimaksud dalam logo baru tersebut, nilai lainnya adalah bagaimana beradaptasi antara jiwa, nasionalisme, dan mampu berdaya saing global. Daya saing itu sendiri memiliki empat pilar, yakni Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhinneka. Dengan memiliki daya saing, maka tidak perlu lagi takut dengan pihak asing.

Baca Juga: Suasana Kacau, Polisi Hong Kong Tembakkan Gas Air Mata di Kampus Universitas

"Jangan takut hadapi asing, jangan pula salahkan asing, tapi koreksi diri, apakah kita bisa bersaing," ujar Putranto.

Jika berkaitan dengan produk apakah masyarakat mau pakai. Menurutnya, saat ini sudah banyak produk lokal yang mendunia. Jadi, bukan lokal dan internasional, tapi masalah kualitas. Bahkan, mungkin universitas diizinkan masuk, jika memiliki kualitas, maka tidak perlu takut.

Untuk menciptakan daya saing, maka pendidikan adalah kunci. Dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh IBLAM SL, juga menjadi perisai untuk melindungi dari segala sesuatu, termasuk radikalisme.

"Itulah komitmen IBLAM, ingin konsisten lahirkan SDM unggul, bukan hanya otak tapi juga hati," ujar Putranto.