Profil Rachmat Kaimuddin CEO Bukalapak, Suksesor Achmad Zaky
by Roy Franedya, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Bukalapak punya chief executive officer (CEO) baru setelah pendirinya Achmad Zaky resmi mundur. Rachmat Kaimuddin akan menduduki posisi CEO Bukalapak per 6 Januari 2020.
"Muhammad Rachmat Kaimuddin adalah seorang leader yang berpengalaman dengan latar belakang pendidikan, teknik, dan pengalaman bekerja di bidang manajemen keuangan," ujar Bukalapak dalam keterangan pers, Senin (9/12/2019).
"Suksesi kepemimpinan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mempersiapkan Bukalapak memasuki dekade keduanya dan merealisasikan misinya untuk menjadi e-commerce yang berkelanjutan. Ini merupakan rencana yang sudah dimulai oleh para founders sejak tahun 2016," tambah Bukalapak.
Rachmat Kaimuddin merupakan salah satu anak muda berprestasi. Ia merupakan alumni dari Massachusetts Institute of Technology dan Master of Business Administration dari Stanford University. Berbagai posisi strategi pernah didudukinya.
Rachmat pernah menduduki jabatan sebagai Managing Director sekaligus Chief Financial Officer PT Cardig Air Service (2009-2011). Kemudian, menjadi Group Chief Financial Officer di PT Amstelco Indonesia Tbk (2011-2012), Vice President dan sekaligus Chief Rep. Officer for Indonesia di Baring Private Equity Asia (2012-2014).
Lalu, dipercaya menjabat Direktur Keuangan PT Bosowa Corporindo (2014-Mei 2018) dan Komisaris Bank Bukopin (2014-2018). Pada 2018, pria berusia 40 tahun ini ditunjuk sebagai chief financial officer Bukopin yang setahun kemudian memimpin Bukalapak.
Meski mundur dari CEO, Achmad Zaky akan tetap di Bukalapak. Ia menjalankan peran sebagai pengawas, Pendiri, Mentor Tech Startup, dan juga pimpinan yayasan yang akan segera diresmikan, Achmad Zaky Foundation.
Asal tahu saja, Bukalapak adalah salah satu startup e-commerce terbesar di Indonesia. Bukalapak telah menyandang status sebagai unicorn atau bervaluasi US$ 1 miliar. Pada suntikan dana terbaru valuasi perusahaan sudah menyentuh US$2,5 miliar.
(roy/sef)