https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/12/09/1f9dda8e-746b-4656-9f81-c6386da5ac86_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Tekan NPL, Bank Mandiri Bakal Jual Aset Duniatex

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya restrukturisasi kredit macet perusahaan tekstil Duniatex Group kepada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus berlanjut. Bank Mandiri menyatakan bakal menjual aset yang dijaminkan milik Duniatex berupa tanah dan bangunan.

CNBC Indonesia mencatat, saat ini Bank Mandiri memiliki eksposur piutang senilai Rp 1,8 triliun, turun dari nilai pokok awal sebesar Rp 5,5 triliun dari Duniatex Group.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan, memang dari sisi industri pengolahan ada peningkatan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan?NPL). Namun, hal tersebut juga diikuti oleh sektor lain seperti produk CPO beserta turunannya yang mengalami kenaikan NPL karena harga komoditas yang berfluktuasi.

Perseroan optimistis akan menjaga rasio NPL di kisaran 2,53% hingga akhir tahun 2019.

"Industri [yang menyumbang NPL] tidak hanya pengolahan, tapi komoditas dan turunannya juga banyak jadi NPL. Kita sedang melihat apakah karena kondisi ekonomi atau mereka over ekspansi," ungkap Royke Tumilaar, di Menara Bank Mandiri, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin (9/12/2019).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seluruh utang grup Duniatex termasuk utang pemiliknya mencapai Rp 22 triliun.

Namun, nilai tersebut saat ini masih dalam penghitungan mengingat perusahaan ini tengah dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), termasuk ihwal keputusan penjualan aset.

Duniatex masih terus menyelesaikan proses restrukturisasi pinjamannya ke Mandiri. Saat ini, coverage ratio atas agunan perusahaan ini juga terbilang tinggi di level 160%.

"Duniatex kita berusaha recovery dari asetnya, secara persentase cukup untuk cover kewajiban. Mandiri berusaha segala cara recovery dari penjualan aset supaya kita bisa mendapat recovery sebaik-baiknya," kata Royke menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Strategi Silvano Winston Rumantir menegaskan, strategi yang akan diterapkan perseroan ke depan akan fokus menjaga kualitas aset dengan target penyaluran kredit yang selektif dan tepat sasaran.

"Kita proaktif shift [alihkan] ke aset quality improvement untuk beberapa tahun ke depan. Itu perlu dikombinasikan dengan target loan growth yang selektif, tepat sasaran dan menjaga kualitas aset," ujar mantan Direktur Utama Mandiri Sekuritas ini.

Sepanjang tahun hingga September 2019, NPL Bank Mandiri tercatat turun di level 2,5%, dari sebelumnya 3,0% atau mampu ditekan 48 bps (basis poin).


Ini proyeksi kinerja Bank Mandiri

[Gambas:Video CNBC]

 

(tas/tas)