https://www.hidayatullah.com/files/bfi_thumb/demonstran-Irak-di-Alun-alun-Khilani-dan-Jembatan-Sanak-dekat-Alun-alun-Tahrir-Baghdad-by-Murtadha-Sudani-Anadolu-Agency-e1575885554647-39w0jwefula3bd71w6ygw0.jpg
Para demonstran Irak berkumpul di Alun-alun Khilani dan Jembatan Sanak, dekat Alun-alun Tahrir Baghdad, saat protes anti-pemerintah berlanjut di Baghdad, Iraq (17/11/2019).Murtadha Sudani/Anadolu Agency

Insiden Penembakan Demonstran di Baghdad, Korban Terbunuh Mencapai 23 Orang

Sumber keamanan mengatakan mereka tidak dapat mengidentifikasi penembak yang menyerang para demonstran

Hidayatullah.com-Korban terbunuh dalam sebuah serangan oleh orang-orang bersenjata di lokasi utama demonstrasi di Baghdad pada Jumat malam meningkat menjadi 23 orang pada Sabtu, sumber kepolisian dan medis mengatakan, insiden paling mematikan yang mengguncang ibukota dalam beberapa minggu terakhir, Reuters melaporkan.

Lebih dari 127 lainnya terluka oleh tembakan peluru dan penusukan yang menarget para demonstran anti-pemerintah di dekat Lapangan Tahrir, sumber kepolisian dan medis mengatakan. Tiga petugas kepolisian juga dilaporkan termasuk dalam korban terbunuh.

Ribuan rakyat Iraq telah menduduki lapangan pusat itu dan tiga jembatan di sekitarnya yang mengarah pada Green Zone selama beberapa minggu, mendesak pencabutan sistem politik yang saat ini berlaku.

Sumber keamanan mengatakan mereka tidak dapat mengidentifikasi penembak yang menyerang para demonstran.

Setelah insiden, para pendemo juga mengalami intimidasi pada Sabtu pagi, dengan orang-orang bersenjata yang tidak dikenal berkonvoi dengan kendaraan di jalan utama ke Lapangan Tahrir, menembakkan tembakan ke arah lapangan.

Orang-orang bersenjata, dengan mengenakan topeng terlihat berkeliaran di dekat lapangan dan berupaya maju ke dalam Lapangan Tahrir namun akhirnya berbalik arah di sebuah pos penjagaan yang dijaga pasukan keamanan Iraq, para saksi mata mengatakan.

Insiden itu merupakan gejolak paling hebat di ibukota selama berminggu-minggu dan terjadi seminggu setelah perdana menteri Iraq, Adel Abdul Mahdi, mengatakan dia akan mengundurkan diri pasca demonstrasi anti-pemerintah selama dua bulan.

Serangan mematikan pada Jumat itu terjadi beberapa jam setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap tiga pemimpin paramiliter Iraq dukungan Iran yang dituduh memerintahkan pembunuhan demonstran Iraq. Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS menyarankan sanksi-sanksi itu yang menjauhkan tokoh-tokoh itu dari peran apapun dalam pemerintahan baru.*/Nashirul Haq AR