Kejar Target! Mentan SYL Ajak Pelaku Usaha Lipat Gandakan Ekspor Pangan
by Redaksi WE Online, Puri Mei SetyaningrumWE Online, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kinerja eksportasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JFPA) yang telah mampu mencatat nilai lebih dari Rp500 miliar di penghujung tahun 2019.
Pria yang akrab disapa SYL ini juga mengapresiasi upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat baik dengan model kemitraan produk olahan jadi, pemasok pakan hijauan ternak, dan pendampingan lainnya.
Baca Juga: Targetkan UMKM Berkontribusi Lebih Terhadap PDB dan Ekspor, Ini Kebijakan Kemenkop dan UKM
"Terima kasih atas undangan untuk hadir langsung menyaksikan momentum ekspor. Harapannya kehadiran saya bisa menjadi pendorong untuk melipatgandakan ekspor," kata SYL dalam keterangan tertuls di Jakarta, Senin (9/12/2019).
Menurut Mentan, saat ini Kementan tengah gencar lakukan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor produk pertanian atau Grati-Eks.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang agrifood yang terintegritas di Indonesia, JFPA memiliki bisnis utama pada pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam, pengolahan unggas serta pembudidayaan pertanian. Saat ini, selain mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, produk berupa pakan ternak, karkas, Day of Chicken (DOC), dan produk olahan lainnya mampu bersaing di pasar dunia. Ada 20 negara tujuan ekspor di Amerika, Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika.
Turut hadir pada pelepasan ekspor karkas dan produk olahan dengan total 36,8 ton senilai Rp1,3 miliar dengan tujuan Timor Leste adalah Bupati Sidoarjo, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan beberapa pejabat eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil saat menyerahkan Sertifikasi Kesehatan (HC) sebagai persyaratan negara tujuan menyebutkan adanya kenaikan yang signifikan untuk kinerja eksportasi produk hewan di wilayah kerja Karantina Surabaya.
Dari data pada sistem IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Surabaya, untuk produk olahan terdapat peningkatan frekwensi sertifikasi sebesar 25% dan penambahan negara tujuan selain Hongkong di tahun 2018, bertambah Benin, USA dan Timor Leste di tahun 2019. Untuk ekspor pakan ternak, dibanding tahun 2018 kenaikan kinerja di tahun 2019 cukup signifikan, berkisar diangka 40% hingga 50% untuk seluruh indikator kinerja ekspor.
"Jika masih ada hambatan regulasi, akses pasar dan apa lagi? sampaikan kepada saya kita cari solusinya bersama," pungkas SYL.