https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/12/09/21b883f6-6ebe-41a3-b8e7-938f2e2e41c2_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Masih Dikaji, Bank Mandiri Ngebet Caplok Bank di Filipina

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengakuisisi bank-bank asal Filipina ternyata masih sesuai dengan rencana perusahaan. Peluang akuisisi tersebut terbuka lebar terutama untuk meningkatkan bisnis retail banking di negara tersebut.

"Salah satu yang masuk kajian ada peluang untuk melakukan MNA [merger dan akuisisi] di Filipina, itu masih dalam kajian, belum final. Peluang ukup baik, untuk ritel banking belum banyak pemainnya, lebih kepada inklusif ekonomi," kata Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Dia mengatakan alokasi modal untuk akuisisi perbankan di Filipina tersebut akan memberikan tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) yang sesuai dengan target perusahaan.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/12/09/13d7ea84-a7d0-4a28-b071-64447235f46e_169.jpeg?w=620
Foto: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik)

Menurut Darmawan, pendapatan non bunga (fee based income) dari transaksi wholesale banking (nasabah korporasi) masih menjadi core perusahaan. "Kami juga tidak melepaskan dari transaksi ritel, terutama inisiatif digital.

Dalam kesempatan tersebut, Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri yang baru hasil RUPSLB, menambahkan bahwa pertumbuhan kredit tidak akan menjadi sumber pendapatan yang cukup besar bagi perusahaan. Dengan demikian, perseroan punya rencana ke depan mengarah pada transaksi perbankan yang lebih menciptakan pendapatan non-bunga dan meningkatkan ekosistem Bank Mandiri dalam hal Grup.

"Ini akan bisa create FBI [fee based income] yang sekarang dari wholesale ada bond market, sindikasi," katanya.

Selain itu, sinergi dengan anak usaha yakni PT Mandiri Sekuritas juga akan lebih erat lagi dalam meningkatkan penetrasi di pasar modal, apalagi Dirut Mandiri Sekuritas Silvano Winston Rumantir kini ditarik menjadi Direktur Keuangan Bank Mandiri.

"Mansek [Mandiri Sekuritas] dengan Silvano akan lebih erat lagi, akan banyak yang terkait MNA. Restruktukturisasi, deal akan jadi sumber fee based yang bisa mengganti pertumbuhan kredit [yang] tidak sekencang tahun- tahun sebelumnya," kata Royke.

Pada Juli silam, manajemen Bank Mandiri yang ketika itu masih dijabat Kartika Wirjoatmodjo (kini Wakil Menteri BUMN dan Komisaris Utama Bank Mandiri) juga menegaskan tengah mencari lagi bank-bank asal Filipina untuk diakuisisi. Tak hanya Filipina, Bank Mandiri juga tengah melihat kemungkinan pencaplokan bank luar negeri di Vietnam.

Sejatinya, Bank Mandiri sudah merencanakan hal ini di tahun 2017. Namun, rencana ditunda lantaran rasio kredit macet (non-performing loan) masih tinggi kala itu.

"Memang kan kami waktu itu pernah ada upaya ke sana. Tapi karena waktu itu kan NPL-nya masih tinggi. Kita mulai lagi [penjajakan] 2019 akhir sampai 2020. Kita mulai coba menjelajahi lagi mencari potensi," papar Kartika saat it usai Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (4/7/2019).

Pada rencana awal, Bank Mandiri telah melakukan pembicaraan dengan 2 bank asal Filipina. Untuk penjajakan kali ini,Bank Mandiri akan kembali membuka pembicaraan kepada dua bank yang sama tersebut mulai akhir 2019 sampai 2020. Bank yang akan diakuisisi itu berukuran sedang hingga kecil (mid to small) untuk kemudian dibesarkan.

Adapun bank yang akan diakuisisi tersebut akan berfokus pada sektor ritel. Hal itu karena sektor ritel dan konsumer sudah cukup maju di Indonesia. Sementara, di Filipina dan Vietnam meski ekonominya tumbuh pesat, sektor konsumer dan mikro belum terlalu dalam.

Begini proyeksi kinerja Bank Mandiri

[Gambas:Video CNBC]

 

(tas/tas)