https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/12/09/11dc6b6d-b113-4845-a393-887bcd300dcb_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jadi Bos Bank Mandiri, Royke Tumilaar Siapkan Strategi Ini

by

Jakarta, CNBC IndonesiaManajemen baru PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menegaskan tidak akan banyak mengubah kebijakan lama era kepemimpinan Direktur Utama Bank Mandiri sebelumnya yakni Kartika Wirjoatmodjo dan akan lebih memperkuat kolaborasi bisnis wholesale banking dan retail banking.

Direktur Utama Bank Mandiri yang baru disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Senin siang ini (9/12/2019), Royke Tumilaar mengatakan perusahaan memiliki kinerja yang cukup baik dengan tingkat kredit bermasalah atau NPL yang terus diupayakan ditekan.

"NPL kita maintain, bottomline [laba bersih] juga bagus. Kita dapat penghargaan GCG, artinya pertukaran [direksi] ini lebih pengisian pergantian dari pak Tiko [Kartika]. Saya meneruskan apa yang menjadi kekosongan di Mandiri untuk jabatan direktur utama," katanya dalam konferensi pers usai RUPSLB, di Jakarta, Senin (9/12/2019).

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/12/09/8540b62f-8497-4637-b181-858d393cfae7_169.jpeg?w=620
Foto: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik)

"Guidance perampingan anak usaha kita relatif enggak banyak, kita ada 12 anak perusahaan kontribusinya cukup signifikan," tegasnya.

"Saya tidak banyak mengubah kebijakan dari tim Pak Tiko, semua perencanaan strategi kita kerjakan tetapkan bersama sebagai tim manajemen dari Pak Tiko, mungkin ada beberapa strategi yang akan terapkan bagaimana kolaborasi wholesale [nasabah korporasi] dan ritel lebih kuat lagi," kata mantan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri ini.

Dia mengatakan salah satu contoh yakni digital banking juga akan terus dijalankan. "Mau tidak mau ke depan era digital menjadi kebutuhan atau bagian dari market atau nasabah kita, itu akan membantu cost lebih baik lagi. Jadi transformasi dua hal. Lalu akan lihat perkembangan kondisi ekonomi di commercial banking dan SME [small medium enterprise, UMKM], tergantung perkembangan ekonomi ke depan," jelas Royke.

RUPSLB Bank Mandiri Senin siang ini (9/12/2019) resmi melakukan perombakan direksi dan komisaris perusahaan sebagaimana yang sudah dinyatakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada pekan lalu.

Royke Tumilaar resmi disahkan sebagai Dirut Bank Mandiri dalam RUPSLB hari ini. RUPSLB juga mengangkat Kartiko Wirjoatmodjo (Wakil Menteri BUMN) sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri. Tiko, panggilan akrabnya, kembali ke Bank Mandiri mengingat sebelum menjadi Wamen, dia adalah Direktur Utama Bank Mandiri.

Dari sisi kinerja, laba bersih perseroan mencapai Rp 20 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019, nilainya naik 11,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18 triliun.

Manajemen Bank Mandiri mengungkapkan pertumbuhan laba bersih itu seiring dengan kinerja penyaluran kredit yang juga meningkat pada periode tersebut.

Sepanjang tahun hingga September 2019, penyaluran kredit Bank Mandiri naik 7,8% menjadi Rp 842 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 781 triliun. Adapun margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik 8 basis poin menjadi 5,58% dari sebelumnya 5,66%.

Pendapatan bunga bersih (net interest income) pada periode tersebut juga naik 8,9% menjadi Rp 43,94 triliun dari sebelumnya Rp 40,34 triliun.

Adapun NPL Bank Mandiri tercatat turun di level 2,5% per September 2019, dari sebelumnya 3,0% atau mampu ditekan 48 bps.

Ada dirut baru Bank Mandiri, ini prospek bisnis BMRI

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)