Ekonomi RI Loyo, Kredit Ditaksir Cuma Tumbuh 8%
by Chandra Gian Asmara, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia dalam tren tumbuh melambat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan nasional yang juga loyo.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan sepanjang tahun ini hanya sampai tumbuh 8%. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang pertumbuhan kredit sepanjang 2018 yang mencapai double digit sebesar 12,88%.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono dalam acara pelatihan wartawan di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/12/2019).
"Volume kredit perbankan masih akan terus turun. Sementara itu sejalan dengan penurunan kredit, pembiayaan luar negeri melambat," kata Endy.
Tanda-tanda loyonya pertumbuhan kredit sudah terlihat pada kuartal III-2019, di mana kala itu otoritas moneter mencatat pertumbuhan kredit mengalami perlambatan.
Dalam laporan Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) Bank Indonesia, penyaluran kredit oleh perbankan pada kuartal III-2019 tumbuh 7,89% secara tahunan (yoy), melambat ketimbang kuartal sebelumnya 9,92% (yoy).
Hal ini semakin diperkuat dengan tingkat konsumsi rumah tangga yang tercatat mengalami perlambatan. Padahal, konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi hampir 57% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Pada kuartal III-2019, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,01%, melambat dibandingkan kuartal II-2019 yang tumbuh 5,17%. Pada kuartal IV-2019, BI memperkirakan konsumsi rumah tangga tumbuh 5,02%.
"Saya kira kita optimistis ke depan akan lebih baik. Memang kita nggak bisa ambil lompatan karena pertumbuhan jangka panjang dari sisi supply kita melakukan peningkatan alih teknologi, resources-nya," jelasnya. (hoi/hoi)