Bukalapak Masuki Era Baru Unicorn, Pendiri Tak Lagi Jadi CEO
Rachmat bukan pendiri Bukalapak. Sebelumnya, Gojek juga menunjuk Kevin dan Andre sebagai co-CEO menggantikan Nadiem. Kevin salah satu pendiri Gojek.
by Desy SetyowatiBukalapak mengumumkan secara resmi Muhammad Rachmat Kaimuddin sebagai Chief Executive Officer (CEO). Ia menggantikan Achmad Zaky yang merupakan pendiri marketplace tersebut. Suksesi tersebut menjadikan Bukalapak memasuki era baru unicorn di Indonesia yakni perusahaan tak lagi dipimpin oleh para pendirinya.
Rachmat sebelumnya bekerja sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan PT Bank Bukopin Tbk sejak tahun 2018. Ia juga menempati posisi anggota Dewan Komisaris di bank tersebut sejak 2014.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, Rachmat didapuk sebagai CEO secara profesional. Sebelumnya, dia sudah melalui proses seleksi yang melibatkan Achamd Zaky bersama pendiri lain Bukalapak dan semua direksi. Selanjutnya, hasil seleksi tersebut disetujui oleh para pemegang saham Bukalapak.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait mengatakan, CEO dijabat oleh bukan pendiri merupakan hal yang wajar. “Tidak masalah. Soal pergantian itu ada masanya,” kata dia kepada Katadata.co.id, hari ini (9/12).
(Baca: Suksesi CEO Bukalapak, Achmad Zaky Digantikan Mantan Direktur Bukopin)
Pergantian seperti ini, kata dia, diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT). Toh, yang tertera di akte perusahaan hanya pemegang saham dan komisaris. “CEO itu sama dengan karyawan. Dia yang memimpin c-level lain. Itu hanya gelar,” katanya.
Pergantian CEO startup bukan kali ini saja terjadi di Indonesia. Decacorn Tanah Air, Gojek menunjuk CEO baru setelah Nadiem Makarim resmi mengundurkan diri karena menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Kini, Gojek dipimpin oleh Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi sebagai co-CEO. Kevin merupakan salah satu pendiri Gojek. Sedangkan Andre sempat menjabat Executive Director Northstar Group sejak Juli 2008. Anak usaha Northstar Group, NSI Ventures berinvestasi di Gojek pada 2015.
(Baca: Rachmat Kaimuddin, CEO Baru Pilihan Para Pendiri dan Direksi Bukalapak)
Secara global, Co-Founder WeWork Adam Neumann pun dipaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO setelah bersitegang dengan investornya, SoftBank. Meski begitu, ia masih memang 18% saham WeWork.
Jabatan Neumann digantikan oleh Artie Minson dan Sebastian Gunningham. Keduanya bukan pendiri WeWork. Minson sebelumnya bekerja sebagai Executive Vice President Time Warner Cable. Sedangkan Gunningham bergabung di WeWork tahun lalu sebagai Vice President.
Kasus lainnya, Steve Jobs dipecat dari posisinya sebagai Kepala Divisi Macintosh oleh Dewan Komisaris Apple pada 1985. Lima bulan kemudian, dia meninggalkan perusahaannya yang didirikannya pada 1976 itu. Namun, Jobs mendirikan NeXT dan Pixar. Hingga akhirnya ia diminta kembali ke Apple pada 1997 untuk memimpin perusahaan tersebut.
(Baca: Ini Dua Sosok Pengganti Nadiem, Bos Baru Gojek)
Pada 2017, pendiri Uber Travis Kalanick juga mengundurkan diri dari posisi CEO. Mengutip dari New York Times, Kalanick mundur karena mendapat tekanan dari para investor. Dewan direksi pun memilih bos Expedia, Dara Khosrowshahi sebagai CEO Uber.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg juga sempat diminta mundur oleh investor. Namun hingga saat ini Mark masih memimpin Facebook dan berencana mengintegrasikan Instagram, Facebook, WhatsApp dan Messenger.
Lalu, Lazada juga menunjuk Pierre Poignant sebagai CEO menggantikan Lucy Peng. Pierre merupakan salah satu pendiri Lazada. Sedangkan Lucy merupakan salah satu pendiri Alibaba, yang merupakan investor Lazada.
(Baca: Lazada Umumkan Pergantian CEO, Pierre Poignant Geser Lucy Peng)