https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/srQJG2rn9dmh0kIxLpyJabgmXAA=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2516391/original/043425600_1544066375-20181204IQ_Kalteng_Putra_Vs_Persita_Tangerang_33.JPG
Pelatih Kalteng Putra, Kas Hartadi, saat melawan Persita Tangerang pada laga Liga 2 di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Selasa (4/12). Kalteng menang 2-0 atas Persita. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Memori Kas Hartadi di SEA Games 1991: Sengsara Membawa Nikmat

by

Bola.com, Solo - Timnas Indonesia terakhir kali meraih medali emas di cabang olahraga sepak bola SEA Games pada 1991. Saat itu anak asuh Anatoli Polosin berhasil mengandaskan perlawanan Thailand lewat adu penalti di partai final.

Satu di antara anggota Timnas Indonesia yang menyabet gelar juara di Manila kala itu adalah, Kas Hartadi.

Pria asal Solo yang kini melatih Sriwijaya FC itu memiliki pengalaman tersendiri saat tergabung dalam Timnas Indonesia di SEA Games 1991.

Kas Hartadi mengisi peran di posisi gelandang sayap, bergantian dengan Hanafing.

Kas Hartadi mengaku satu di antara faktor sukses Timnas Indonesia menjuarai SEA Games 1991 karena latihan fisik yang mahaberat ala Anatoli Polosin.

Metode latihan dengan cara militer, membuat fisik dan mental pemain Timnas Indonesia sangat tangguh ketika itu.

Kas Hartadi mengaku, menjadi satu-satunya pemain yang berani marah kepada Polosin.

"Saya masih ingat, pernah marah kepada Polosin, mengapa metode latihan sangat berat. Dua tahun digembleng dengan cara latihan yang keras dan bersamaan kami tampil di klub, banyak pemain di pelatnas yang kabur karena tidak kuat," kata Kas Hartadi kepada Bola.com, Minggu (8/12/2019).

"Saya kira Polosin marah, ternyata tidak. Dia menjelaskan semuanya tentang filosofi sepak bola dari fisik. Semua baru sadar bahwa metode latihan keras itu membuahkan hasil. Ada benarnya pepatah sengsara membawa nikmat," ungkapnya.

Menular ke Timnas Indonesia U-22

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/QJsijrywSbYJ_sp1zMSSDoH2wBY=/1280x720/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2989501/original/074271900_1575718780-06.jpg
Para pemain dan official Timnas Indonesia U-22 merayakan kemenangan atas Myanmar U-22 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12). Indonesia menang 4-2 atas Myanmar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Saat melakoni SEA Games 1991, Timnas Indonesia hanya berkekuatan 18 pemain. Medali emas yang diraih, merupakan koleksi kedua setelah sukses pada SEA Games 1987 di Jakarta.

Kini, Timnas Indonesia berpeluang menambah medali emas ketiga dari SEA Games. Syaratnya, tentu dengan mengalahkan Vietnam dalam laga final di Stadion Rizal Memorial di Manila, venue sama di mana Kas Hartadi memenangi medali emas 28 tahun silam.

Kas Hartadi optimistis Timnas Indonesia U-22 mengakhiri paceklik gelar juara.

"Saat itu kami bertemu Thailand di final. Sebelum pertandingan, semua pemain sudah sepakat, kompak, untuk tampil mati-matian, karena tinggal selangkah lagi. Akhirnya kami diberikan kemenangan. Mudah-mudahan bisa menular ke Timnas Indonesia U-22," ucap Kas Hartadi.

 

Pembaca Bola.com bisa menikmati sajian liputan eksklusif SEA Games 2019 Filipina dengan mengklik tautan ini.

https://scontent-lhr3-1.cdninstagram.com/v/t51.2885-15/e35/72870817_150471576240095_4263994778238183119_n.jpg?_nc_ht=scontent-lhr3-1.cdninstagram.com&_nc_cat=1&oh=d041bb15cfc26db1bc3959f23f651ac3&oe=5E81A3A7
Jurnalis Bola.com, Zulfirdaus Harahap dan fotografer Bola.com, M. Iqbal Ichsan akan meliput Pesta Olahraga Asia Tenggara langsung dan eksklusif dari Filipina. Saksikan laporan-laporan langsung mereka dari Filipina tanggal 22 November sampai 11 Desember hanya di website Bola.com #BolacomID #SEAGames #SEAGames2019