Tahun Depan, BI Mau Pangkas Lagi Suku Bunga Acuan?
by Fajar Sulaiman, RosmayantiWE Online, Labuan Bajo - Bank Indonesia (BI) menyatakan siap menurunkan suku bunga acuannya BI 7-Day Reverse Repo Rate demi mendongkrak perekonomian di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global di tahun depan.
Hingga November 2019, otoritas moneter telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 bps atau 1%. Suku bunga yang di awal tahun berada di level 6%, dikerek turun hingga berada di level 5%.
Penurunan suku bunga acuan diharapkan mampu mempercepat laju penurunan suku bunga kredit perbankan. Saat suku bunga semakin rendah, maka minat rumah tangga dan dunia usaha untuk melakukan konsumsi dan ekspansi bakal meningkat.
Baca Juga: BI Pede Defisit Transaksi Berjalan Lebih Baik Tahun Ini
Hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang dalam beberapa kuartal ini melambat, bisa melaju lebih kencang. Namun, apakah BI akan kembali menerapkan kebijakan yang 'longgar' seperti di tahun ini?
"Stance arah 2020 kita tetap akomodatif," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono dalam acara pelatihan wartawan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/12/2019).
Meski demikian, Endy menegaskan bahwa arah kebijakan bank sentral ke depan tetap data dependen. Namun, apabila memang diperlukan, BI tidak akan ragu untuk melakukan penyesuaian suku bunga.
"Kalau mengatakan suku bunga masih turun, tetap data dependen. Kalau memang perlu diturunkan, akan diturunkan. Stance masih longgar," tutur Endy.
Baca Juga: Kebijakan Suku Bunga Dinanti, Saham BRI dan BCA Jadi yang Paling Seksi
Endy menjelaskan, bauran kebijakan moneter bukan satu-satunya jurus bank sentral dalam menjaga stabilitas serta mendorong perekonomian. BI menegaskan masih memiliki sejumlah instrumen lain untuk dijadikan amunisi.
"Bukan cuma moneter, tapi ada di sistem pembayaran, mendorong program UMKM. Kemudian ekonomi dan keuangan syariah. Kita tidak hanya bermain di moneter," tutupnya.