https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/02/01/41e8840e-5d8c-4868-bfb8-e0008cffafca_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

BI: NPI Tahun ini Surplus US$ 1,5 Miliar

by

Jakarta, CNBC IndonesiaBank Indonesia (BI) memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada akhir tahun ini akan berbalik mencetak surplus US$ 1,5 miliar, setelah mengalami tekor US$ 7,1 miliar tahun lalu.

Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono dalam acara pelatihan wartawan di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/12/2019).

"Neraca transaksi berjalan akan lebih baik di bawah 3% PDB atau sekitar 2,7% dengan secara keseluruhan neraca pembayaran surplus US$ 1,5 miliar," kata Endy.


NPI Indonesia sepanjang tahun lalu memang mencatatkan defisir US$ 7,1 miliar. Adapun defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sepanjang tahun lalu pun nyaris menembus 3% dari PDB, yakni 2,98%.

Endy pun sempat buka suara mengenai rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkomitmen untuk menuntaskan penyakit yang selama ini menghantui perekonomian Indonesia bernama CAD.

Endy menilai, sejumlah program pemerintah yang digencarkan saat ini memang bisa menyelesaikan persoalan CAD. Namun, menurut dia, menuntaskan masalah CAD masih membutuhkan waktu dan tidak instan.

"Kalau ekspor meningkat, kemudian kita baik terus, teori ya seperti itu," kata Endy.

Ia memandang, bukan tidak mungkin di masa yang akan datang transaksi berjalan mencetak surplus. Dengan catatan, pendapatan per kapita di Indonesia bisa meningkat, minimal setara dengan negara maju.

"Kalau kita sudah jadi negara maju, pendapatan kapita sudah besar, sehingga saving masyarakat sudah cukup membiayai semua investasi di domestik, berarti kita sudah catat surplus," jelasnya.

Sebagai informasi, Jokowi seakan tak pernah bosan menyinggung masalah CAD yang sudah sejak lama menghantui perekonomian. Kepala negara lantas menegaskan komitmen untuk menyelesaikan masalah CAD dengan melakukan transformasi ekonomi. Mulai dari meningkatkan ekspor dan produk subtitusi impor serta menarik devisa dari pengembangan destinasi wisata.

"Dengan transformasi ekonomi, saya yakin kita bisa menyelesaikan ini maksimal 4 tahun. Kita akan selesaikan yang namanya CAD kita," tegas Jokowi kala itu.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)