Kali Pertama, Universitas Pasundan Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Internasional GAJE 2019
by CT-CATUntuk kali pertama, Universitas Pasundan, Bandung menjadi tuan rumah perhelatan akbar Global Alliance for Justice Education (GAJE) 2019.
Dari tanggal 4 hingga 10 Desember 2019, sebanyak 48 dari 52 negara yang tergabung dalam Global Alliance for Justice Education (GAJE) saling berbagi pengetahuan dan pengalamannya terkait penyelenggaraan pendidikan di negara masing-masing, melalui perhelatan akbar GAJE 2019. Kali ini, Fakultas Hukum Universitas Pasundan (FH Unpas) dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan bergengsi yang dihelat setiap dua tahun sekali. Adapun pada kesempatan ini, GAJE ke-10 dibuka langsung oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Terdiri atas beragam lapisan masyarakat dunia, mulai dari akademisi, praktisi hukum, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), GAJE sendiri fokus pada pendidikan hak asasi dan hukum, khususnya bagi kaum marginal. Setidaknya, pertemuan berskala internasional ini memiliki dua agenda, yakni (1) konferensi umum dengan panelis di mana akan ada beragam tema seputar praktik pendidikan hukum di tiap negara yang dipresentasikan oleh masing-masing peserta (berlangsung tanggal 4 hingga 8 Desember 2019); dan (2) pelatihan dan lokakarya tentang aspek praktis untuk menerapkan pendidikan hukum dan metode pengajaran klinis (berlangsung tanggal 9 hingga 10 Desember 2019).
“Kami memang mengajukan diri sebagai tuan rumah dan terpilih, sebab Universitas Pasundan dinilai menjadi institusi yang serius melibatkan partisipasi mahasiswa sepanjang konferensi yang pernah ada. Bahkan, kami dianggap sebagai role model pengaplikasian Clinic Legal Education (CLE) di Indonesia. Di sini, kami juga memiliki lembaga CLE sejak tahun 2007 dan ada mata kuliah CLE tersendiri, yang khusus fokus pada street law. Selain itu, mereka juga terkesan dengan hospitality kami,” tutur Dekan Universitas Pasundan, Dr. Anthon Freddy Susanto S.H, M.Hum.
Dari Konferensi, Field Trip, hingga Pelatihan
Tidak hanya rangkaian konferensi, GAJE 2019 juga memiliki program rutin yakni field trip untuk melihat komunitas-komunitas dampingan dari universitas yang menjadi tuan rumah. Field trip sendiri telah dilaksanakan pada tanggal 6 Desember—dan fokus pada kunjungan ke beberapa lokasi komunitas binaan CLE yang ada di Bandung.
Koordinator Acara GAJE 2019 sekaligus dosen mata kuliah Hukum Internasional Unpas dan Kepala Prodi Magister Kenotariatan, Irma Rachmawati S.H., Sp. 1., M.H., Phd. mengatakan, kendati beberapa komunitas masuk dalam kategori pemberdayaan ekonomi, Unpas tetap berkontribusi dalam aspek hukum. Mulai dari mengedukasi mereka tentang cara membuat usaha kecil, hingga mendorong orang-orang yang rentan terhadap kekerasan, seperti perempuan dan lansia—untuk memahami hak masing-masing serta mengakses hukum dan mendapatkan keadilan.
“Kami mengajak para peserta untuk mengunjungi beberapa tempat binaan Unpas sejak lama. Beberapa di antaranya seperti Kampung Inspirasi Cijambe yang fokus pada pemberdayaan ekonomi dan pendidikan hukum kepada para lansia, beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB), hingga komunitas pemberdayaan mantan pekerja seks komersial (PSK),” kata Irma.
Adapun setelah field trip selesai, program berlanjut pada break out session. Pada kesempatan ini, setiap peserta yang datang akan mempresentasikan pandangannya (mencakup inspirasi dan masukan yang didapatkan) terkait field trip, membandingkan dengan praktik yang ada di negara asal, serta saling berdiskusi hal-hal apa saja yang dapat dilakukan agar bentuk pendidikan hukum yang sangat bervariasi untuk kaum marginal dapat berjalan lebih maksimal.
“Secara keseluruhan, seluruh peserta puas. Kami dianggap telah memberikan standar tertinggi, sehingga ini akan menjadi tantangan bagi tuan rumah berikutnya untuk perhelatan ini, karena pasti akan dibandingkan,” pungkas Koordinator Bagian Hukum Internasional sekaligus divisi acara, Hesti Septianita S.H., M.H.
Artikel ini merupakan kerja sama antara Hukumonline dengan Fakultas Hukum Universitas Pasundan. |