RS Indonesia di Rakhine State Jadi Alat Diplomasi Konflik di Myammar
by Rizki SupermanaKBRN, Jakarta : Relawan MER-C Nur Ikhwan Abadi mengatakan, Rumah Sakit (RS) Indonesia di Rakhine State, Myanmar akan menjadi alat diplomasi untuk meredam konflik berkepanjangan di Rakhine State. Nur Ikhwan yang bertugas di Rakhine State ini menyebut Myanmar memiliki sekitar 11 kelompok militer yang berkonflik satu sama lain, sehingga mengorbankan masyarakat sipil khususnya masyarakat Rohingya.
RS Indonesia di Rakhine State juga menjadi simbol perdamaian antar kelompok militer yang berkonflik. Indonesia mengambil peran sebagai negara penengah konflik dan memberikan solusi penyelesainnya melalui diplomasi Pemerintah RI dan Myanmar. Pembangunan RS ini melibatkan sejumlah pihak, yaitu MER-C, PMI, Walubi, Umat Budha di Myanmar, Kemenlu RI dan Pemerintah Myanmar.
"Di Myanmar, bukan hanya di Rakhine yang ada kelompok bersenjata, setidaknya kami catat ada 11 kelompok bersenjata yang ada di Myanmar, di masing masing state ada di Kachin State, Ann State, Chin State, Wa State," ungkap Nur Ikhwan Abadi saat konferensi pers di Kantor MER-C, Jakarta, Jum'at (29/11/2019).
Nur Ikhwan menyebut potensi konflik berkepanjangan di Myanmar tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir, karena masing masing state berlomba lomba ingin menguasai wilayahnya. Sejumlah state juga telah mempunyai Alutsista persenjataan untuk menjaga dan mengusai wilayah militer masing masing.
"Kelompok bersenjata ini ada yang paling besar berbatasan dengan China sudah pernah mengadakan parade militer, dengan mengeluarkan alat alat militer, persenjataan, helikopternya segala macem, di Rakhine State ada Arakhan Army," kata Nur Ikhwan Abadi.