Keuangan Syariah, Strategi Indonesia Hadapi Resesi Perekonomian Global

by
http://imgcdn.rri.co.id/thumbs/berita_752851_800x600_IMG-20191129-WA0002.jpg
Keuangan Syariah, Strategi Indonesia Hadapi Resesi Perekonomian Global

KBRN, Nusa Dua : Seluruh pimpinan negara kini tengah putar otak untuk mencegah dampak negatif dari resesi perekonomian global. Di Indonesia, langkah antisipatif yang dilakukan adalah dengan menggali potensi perekonomian baru.

Wakil Presiden, Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin menyebut potensi perekonomian baru adalah sistem keuangan syariah. Menurutnya peran ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih jauh dibandingkan yang menggunakan pola konvensional.

"Marketshare perbankan syariah baru mencapai 5,95 persen, dan keuangan syariah baru mencapai 8,29 persen," ungkapnya ketika memberikan sambutan dalam pembukaan Rapimnas Kadin, di Nusa Dua, Jumat (29/11/2019). 

Pemerintahan Jokowi-Makruf selama lima tahun kedepan dikatakan akan memimpin langsung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Pengembangan itu diakui akan dimandatkan kepada Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). 

"Saat ini sedang dilakukan penguatan kelembagaan melalui revisi regulasi lembaga tersebut. Untu itu kedepan diharapkan perkembangan ekonomi konvensional mampu bersinergi dengan pengembangan ekonomi syariah," ujarnya. 

Wapres Ma'ruf mengimbau pelaku bisnis dan usaha mulai bebenah serta mampu menangkap peluang pengembangan ekonomi syariah. Pengembangan ekonomi syariah dapat diimplementasikan melalui penggunaan label halal. Selain itu ekonomi syariah juga bisa dilakukan dengan perluasan usaha seperti wisata halal, dan kegiatan bisnis yang dalam pengelolaannya sejalan serta mendukung konsep ekonomi syariah. 

"Peningkatan daya saing usaha dapat diperoleh melalui peningkatan produktivitas usaha. Selain pemanfaatan teknologi digital, para pelaku usaha juga diharapkan dapat mengimplementasikan iklim kerja yang lebih baik yaitu dengan cara yang cepat, tepat dan memberikan manfaat," pungkas Wapres, Ma'ruf Amin.