https://foto.wartaekonomi.co.id/files/arsip_foto_2019_11_29/kementerian_pertanian_215955_big.jpg

Diskusi Kementan dan Alumni IPB Dorong ABGC Konsolidasi Gerakan Pertanian

by

WE Online, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong academy, business, government, and community (ABGC) untuk bersama-sama mengawal pembangunan pertanian Indonesia.

Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama-sama Kementan diharapkan juga menjadi leading sector gerakan pembangunan pertanian Indonesia ke depan. Gerakan yang dicanangkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan ini nantinya akan terkonsolidasi dengan kampus-kampus lain di Indonesia.

"IPB bagi saya adalah kampus yang memiliki link and match dengan perguruan tinggi lainnya dan teman-teman di sektor lain, yang sebagian besar adalah alumni IPB. Untuk itu, kami akan berusaha menjalin komunikasi untuk menyerap semua potensi di sektor pertanian," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri dalam acara Makan, Ngopi, dan Ngobrol Pertanian Alumni IPB di Taman Koleksi Kampus IPB Baranangsiang, Jumat (29/11/2019).

Baca Juga: Pupuk di Sumut Langka, Kementan Minta BUMN Ini Siapkan Pupuk Non-Subsidi

Menurut Kuntoro, konsolidasi dan peningkatan komunikasi ini merupakan langkah konkrit yang lahir dari ide besar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia.

"Langkah dari pak menteri dalam 100 hari kerjanya adalah melakukan konsolidasi. Kemudian beliau juga berkali-kali menyampaikan agar lebih banyak mendengar suara teman-teman kampus, termasuk IPB dan para akademisi dari kampus lainnya," katanya.

Kuntoro menerangkan, saat ini Kementan juga tengah fokus pada penguatan konsolidasi dengan daerah sampai level desa dengan membentuk kelembagaan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani). Komando ini nantinya akan digunakan untuk memantau lalu lintas data dan pembangunan pertanjan di daerah melalui ujung tombak pertanian, yaitu para penyuluh.

"Artinya kita harus bisa mengoptimalkan semua potensi yang ada di lapangan, baik itu penyuluh, petani maupun masyarakat secara luas. Jadi, Kostra Tani ini bisa disebut sebagai jaringan besar untuk pemantauan dinamika di lapangan yang menggunakan pendekatan teknologi artificial intelligence," katanya.