https://akcdn.detik.net.id/visual/2016/10/14/b7655c8a-1c5e-4359-b633-9ff018651383_169.jpg?w=1280&q=90
Jalani Poligami, Benazir Menyesal Jadi Istri Kedua Limbad /Foto: Gus Mun/detikHOT

Jalani Poligami, Benazir Menyesal Jadi Istri Kedua Limbad

by

link telah dicopy
Jakarta - Tampaknya keinginan Benazir untuk mengakhiri hubungan rumah tangganya dengan Limbad sudah bulat. Tak hanya itu, ia juga merasa menyesal karena telah menikahi pesulap yang selalu diam itu.

Dikatakan Benazir, Limbad sama sekali tidak berbuat apa-apa untuk meredam amarah pihak istri pertama, Susi Indrawati. Bahkan, ketika putrinya LB diserang dengan kata-kata kasar oleh putra Susi, Limbad hanya bisa diam.

"Ya, saya menyesal karena master tidak bisa menengahi, tidak bisa meredam ketika anaknya yang melontarkan kata-katanya seperti itu kepada anak saya," ungkap Benazir, dikutip dari InsertLive.


Setelah kabar ini berhembus ke publik pun, Limbad tidak berbuat apa-apa, dia tetap diam. Di samping itu, Benazir juga menuturkan bahwa sudah delapan tahun lamanya ia diintimidasi oleh pihak istri tua, padahal awal-awal, Limbad seakan mantap akan menceraikan Susi.

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/11/28/cd823ff7-7bda-439a-b42c-2044f2edfd25.jpeg?a=1
Jalani Poligami, Benazir Menyesal Jadi Istri Kedua Limbad/ Foto: Benazir Endang istri muda Limbad / ist

Mendapati sang suami tidak bisa melindungi dirinya dan anak mereka. Benazir merasa sangat menyesal karena sudah mau dipoligami dan jadi istri kedua Limbad.

"Saya menyesal," tegas Benazir.

Dikatakan Mel Schwartz, L.C.S.W., seorang psikoterapis dan konselor pernikahan, dalam hubungan penting untuk mengekspresikan perasaan, salah satunya dengan mengatakan apa yang kita rasakan pada pasangan lewat kata-kata, bukan dengan diam. Karena kata-kata adalah alat yang bagi kita untuk berkomunikasi, apalagi untuk menyelesaikan masalah.

"Perasaan bermasalah yang tidak terekspresi cenderung meresap dan mendidih," jelas Schwartz, dilansir Psychology Today.

Menurut Schwartz, selain menciptakan penghalang yang jelas bagi kesehatan hubungan, diam dapat menyebabkan keputusasaan dan depresi. Dalam keadaan apapun, keheningan dalam hubungan bukanlah jeda yang sehat. Kecuali jika pasangan bisa berkomunikasi pada tingkat persepsi atau bahasa tubuh.

"Keheningan mencekik napas hubungan. Diam yang manipulatif adalah kekalahan jiwa, sedangkan pengekspresian suara bisa menguatkan kehidupan," tukasnya.

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/11/28/cf2dd2b2-823b-4879-94f7-bcc7c3fe1ceb.jpeg?a=1

Simak intimate interview dengan Enno Lerian dalam video ini, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

(yun/muf)
link telah dicopy