Jumlah Daerah Terdampak Kekeringan di Jember Diperkirakan Terus Bertambah
by HidayatKBRN, Jember : Kurun waktu 2019 adalah musim kemarau terpanjang yang dialami Kabupaten Jember jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, kawasan terdampak kekeringan terhitung sejak Januari hingga November 2019 mengalami peningkatan signifikan.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Asrah Joyo Widono mengatakan, dalam setiap bulan bisa dipastikan ada pengajuan permohonan bantuan air bersih dari masyarakat terdampak kekeringan.
"Jika mengacu pada permohonan bantuan air bersih dari beberapa desa/kecamatan yang berbeda, bisa diambil kesimpulan bahwa jumlah titik terdampak kekeringan semakin bertambah. Dan tugas kami adalah melayani semua permintaan masyarakat," terang Asrah kepada RRI, Jum'at (29/11/2019).
"Berdasarkan hasil pemetaan kami (BPBD, Red.) dari 31 kecamatan yang ada di Jember, 13 kecamatan, 27 desa/kelurahan di antaranya sudah kami suplai air bersih sebanyak 283 tangki air bersih atau setara dengan 1.425.000 liter dengan total 3.705/18.044 Jiwa penerima," urainya.
Menurut Asrah, kendati beberapa hari kemarin diguyur hujan dengan intensitas sedang namun tidak mengurangi jumlah titik terdampak kekeringan. Sehingga berbagai upaya telah dilakukan diantaranya dengan melakukan kerjasama lintas stake holder untuk memenuhi permintaan air bersih.
"Untuk kuota air bersih jika dibilang cukup ya cukup, dibilang kurang ya kurang. Oleh karena itu, kami bersama PDAM, PU Cipta Karya dan pihak terkait lainnya bahu membahu untuk meminimalisir keluhan masyarakat terdampak kekeringan ini," pungkas Asrah.