Pernyataan Gubernur NTT Soal TKI Ilegal Meninggal Dinilai Tidak Manusiawi

by
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2019/11/29/1129776/670x335/pernyataan-gubernur-ntt-soal-tki-ilegal-meninggal-dinilai-tidak-manusiawi.jpg
Viktor Laiskodat. ©fraksinasdem.org

Merdeka.com - Baru-baru ini Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat mengeluarkan pernyataan kalau ada pekerja imigran ilegal yang sukses harus disyukuri, dan meninggal dunia harus dikubur. Pernyataan Viktor tersebut menuai kecaman dan dianggap tidak berperikemanusiaan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kupang.

Presidium Gerakan Kemasyarakatan (GerMas) PMKRI Kupang, Alexius Easton Ance mengatakan, ada beberapa poin penting yang bisa dimaknai dari peryataan Viktor tentang persoalan TKI di Nusa Tenggara Timur.

Menurutnya, dari sisi kemanusiaan pernyataan itu terimplisit makna bahwa gubernur sama sekali tidak mempunyai rasa empati, terhadap sesama manusia. Apalagi dalam konteks ini, maksud yang dikatakan oleh gubernur Viktor itu adalah rakyatnya sendiri.

"Bagaimana mungkin, di tengah duka yang dialami oleh keluarga korban human trafficking di Nusa Tenggara Timur, yang jumlahnya sudah sama dengan angka kematian TKI tahun 2018, yakni sebanyak 105 orang, lantas mengeluarkan pernyataan yang begitu menyayat hati? Pernyataan itu adalah representasi dari apa yang dikatakan oleh Thomas Hobes, 'homo Homini Lupus; manusia adalah serigala bagi sesamanya' karena pernyataan itu sangat tidak manusiawi," protes Alexius, Jumat (29/11).

Selain itu, pernyataan itu terimplisit pula gubernur mau menyatakan kepada rakyat NTT, tentang ketidakmampuannya memaksimalkan kerja seluruh stakeholder, agar mengatasi berbagai macam problematika yang telah lama menggurita di provinsi ini, khususnya masalah TKI.

"Berbicara tentang Nusa Tenggara Timur, itu berbicara tentang banyak masalah. Nusa Tenggara Timur itu diidentik dengan kemiskinan, SDM rendah, pengangguran, trafficking, masalah Infrastruktur, dan persoalan lainnya yang telah lama menggerogoti daerah ini, sehingga kehadiran dari gubernur Viktor, dengan propaganda politik yang katanya mampu membawa daerah ini keluar dari lingkaran banyaknya persoalan menjadi harapan dari masyarakat," kata Alexius.

Gubernur harusnya melihat ini sebagai persoalan yang serius dan menjadi fokus perhatian yang utama. Terlepas dari para TKI yang meninggal itu berstatus Legal atau ilegal, namun satu hal yang pasti bahwa keberangkatan mereka keluar negeri itu karena tidak terpenuhinya kebutuhan hidup mereka di dalam negeri, khususnya di NTT.

"Hal ini bisa terlihat meningkatnya angka kematian TKI asal Nusa Tenggara Timur, dalam waktu yang bersamaan indeks pembangunan pun sangat rendah. Data Badan Pusat Statistik tahun 2019 menunjukan, angka kemiskinan di Nusa Tenggara Timur, sebesar 21,09 persen meningkat 0,06 persen dibanding tahun 2018. Angka pengangguran dari tahun 2018 sebesar 76,300 meningkat 78.500 pada 2019. Angka persoalan stunting masih sangat tinggi yaitu 42,6 persen," katanya.

Sebelumnya Viktor kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, mengenai pekerja migran.

Kali ini, gubernur Viktor mengecam para buruh migran yang bekerja ilegal di negeri orang. Menurutnya, jika sukses disyukuri dan meninggal dikubur.

"Yang ilegal kalau dia meninggal di sana ya sudah kita siap kubur saja, mau apalagi? Itu yang ilegal kita tidak tahu darimana," kata Viktor, ketika meluncurkan kampung Cendana, di Bolok Kabupaten Kupang, Rabu (27/11). [cob]