https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2019/02/22/2019_02_22-12_35_38_6d909735afd9a6709b7119db712b6ddd_960x640_thumb.jpeg
Ilustrasi petani cabai binaan TaniHub di ladangnya. TaniGroup mencari pendanaan untuk mengembangkan TaniFund dan TaniHub yang akan menyalurkan pembiayaan kepada mitra petani.Tanihub

Cari Pendanaan, TaniGroup Target Salurkan Pinjaman Rp 300 M di 2020

Pendanaan akan digunakan untuk mengembangkan TaniFund dalam menyalurkan pembiayaan kepada mitra petani.

by

Startup di bidang pertanian, TaniGroup, berencana untuk menggalang pendanaan pada kuartal I 2020 dengan memfokuskan pengembangan unit bisnis fintech pinjamannya yakni TaniFund. Perusahaan juga menargetkan untuk menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 300 miliar hingga akhir 2020.

Co-Founder dan Presiden TaniGroup Pamitra Wineka mengatakan, penggalangan dana itu nantinya bakal digunakan untuk pengembangan teknologi fitur TaniFund dan aplikasi TaniHub melalui berbagai program edukasi seputar pertanian.

Hal ini agar perusahaan dapat memaksimalkan hasil produk pertanian para mitra petaninya menjadi level tertinggi alias grade A. Pamitra optimistis, dengan pengembangan teknologi tersebut tak hanya memaksimalkan hasil panen mitra petaninya namun juga melipatgandakan penyaluran pinjaman TaniFund tahun depan.

Dia pun menargetkan, penyaluran pinjaman perusahaan tahun ini mencapai Rp 100 miliar. "Tahun depan kami harap pertumbuhan (pinjaman) bisa naik 2 sampai 3 kali lipat dari itu. Apalagi, mulai tahun depan kami akan banyak berinvestasi ke TaniFund," ujar Pamitra di sela-sela acara Indonesia Digital Conference 2019, di Jakarta, Kamis (28/11).

(Baca: TaniFund Target Salurkan Kredit Rp 160 Miliar Tahun Ini)

Pramita mengatakan, saat ini perusahaan masih dalam proses mengajukan perizinan TaniFund kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "(Mendapatkan) izin adalah prioritas, tetapi yang paling utama (usaha) kami tetap harus berjalan," ujarnya.

Selain itu, perusahaan juga berencana untuk kembali mengekspor hasil pertanian dari TaniHub. Pamitra mengungkapkan, tahun lalu perusahaan sempat ekspor hasil pertanian ke Singapura dan Malaysia. Namun tahun ini ekspor tidak dapat dilakukan karena para mitra petaninya belum dapat memenuhi permintaan pasar domestik.

"Jadi kami ingin meningkatkan kapasitas para mitra petani kami dahulu. Kami ingin memperbaiki TaniFund agar supply-nya (persediaan hasil panen) lebih kuat," ujarnya. 

Sebelumnya, CEO dan CO-Founder TaniFund, Ivan Arie Sustiawan mengatakan bahwa dana yang disalurkan perusahaan saat ini sudah lebih dari Rp 75 miliar kepada 75 kelompok tani. Adapun tiap kelompok tani terdiri dari 30-50 orang.

(Baca: Startup TaniHub Target Gaet 1 Juta Petani Tahun Depan)

"Tiap kelompok tani ada yang mendapatkan pinjaman Rp 25 juta, Rp 50 juta ada yang Rp 100 juta hingga maksimal Rp 2 miliar per proyek," kata Ivan.

Peminjam TaniFund saat ini sudah mencapai lebih dari 5.000 orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. TaniFund merupakan anak perusahaan dari TaniHub (marketplace produk pertanian) yang memiliki lima wilayah distribusi, yakni Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

Ivan mengatakan, petani merupakan salah satu kelompok masyarakat dengan penghasilan terendah dan kesulitan mendapatkan kredit dari bank. TaniFund menyiasati risiko kredit macet petani dengan menggunakan strategi kredit asuransi.

Strategi ini penting untuk menjaga kepentingan pemberi pinjaman. Hingga saat ini, tak ada tunggakan dari kewajiban petani. "Sejauh ini masih 0% jumlah kredit macetnya," kata dia.

(Baca: Startup Pertanian TaniGroup Peroleh Tambahan Modal Rp 144 Miliar)

 

Video Pilihan