Ramai Prank Ojol di YouTube, Dengerin Nih Curhat Para Driver
by Wilda Hayatun NufusJakarta - Video Youtuber yang melakukan prank alias ngerjain driver ojek online (ojol) sedang ramai di media sosial. Imbas video viral itu, saat ini media sosial Twitter diramaikan tagar #saynotoprank.
Salah satu video yang viral memperlihatkan seorang YouTuber laki-laki melakukan prank kepada driver ojol dengan cara memesan makanan melalui aplikasi ojek online seharga Rp 132 ribu. Setelah driver tersebut tiba di kawasan rumah YouTuber untuk mengantarkan makanan yang dipesan, tiba-tiba YouTuber tersebut menelepon driver dan mengatakan akan membatalkan pesanan tersebut.
Driver ojol yang sudah sampai dengan makanan itu lalu duduk di pos dekat rumah YouTuber itu dan terlihat meneteskan air mata. Beberapa kali driver itu menyeka air matanya. Selang beberapa menit kemudian, YouTuber itu menghampiri driver tersebut dan meminta maaf karena telah melakukan prank, sang driver ojol pun tampak lega karena itu hanya sebatas prank.
Prank tersebut rupanya mendapat beragam reaksi dari masyarakat yang melihat video itu. Sebagian masyarakat meminta semua YouTuber menghentikan konten prank.
detikcom pun menemui dan mewawancarai sejumlah driver ojol di Jakarta Pusat. Beberapa dari mereka sudah tahu soal prank YouTuber itu dan mengeluhkannya. Salah satunya Cecep Wahyu (35). Dia mengaku tidak menyukai konten prank ojol yang dibuat YouTuber itu. Menurutnya, konten prank ojol itu bisa menimbulkan dampak negatif bagi ojol.
"Itu akan menimbulkan oknum-oknum yang akan menirukan hal-hal tersebut, tapi nanti dia akan tidak bertanggung jawab untuk prank-prank tersebut, karena nanti akan merugikan juga performa buat driver-nya. Karena ketika performa driver itu turun, nanti mereka sulit untuk mendapatkan poin atau insentif ya," kata Cecep saat ditemui di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).
Cecep menilai prank itu bisa ditiru masyarakat yang menonton konten YouTuber tersebut. Dia pun mengimbau setiap YouTuber tidak membuat prank ojol seperti yang ramai dibincangkan saat ini.
"Untuk ada prank-prank seperti itu, pendapat saya malah akan mencontohkan kepada oknum-oknum yang nantinya akan melakukan hal-hal negatif. Dia akan melakukan orderan fiktif, itu nanti oknum tersebut akan merugikan driver karena performa driver akan turun. Kalau hasil evaluasi (driver) jelek, itu nanti susah sekali untuk mendapatkan orderan gitu. Pendapat saya, untuk prank-prank ojol tersebut untuk tidak dipublikasikan di media sosial atau sejenisnya karena kita sebagai driver ojol juga tidak ingin nantinya ada imbas-imbas yang merugikan driver," ucapnya.