Pelukis Jeihan Sukmantoro Meninggal Dunia di Studionya
by Anwar Siswadi (Kontributor), Istiqomatul HayatiTEMPO.CO, Bandung - Pelukis Jeihan Sukmantoro meninggal dunia di studio lukisnya di Bandung, Jumat, 29 November 2019. “Beliau meninggal pukul 18.15,” kata salah seorang anaknya, Atasi Amin yang dihubungi Tempo.
Keluarga, kata Atasi, terkejut dengan kepergian Jeihan. Belakangan kondisi kesehatannya menurun karena sakit. Pada Juli lalu Jeihan sempat dirawat di rumah sakit karena sakit kanker getah bening dan mengalami infeksi saluran pencernaan.
Sebelumnya pula Jeihan pernah menjalani cangkok ginjal di Singapura karena sakit gagal ginjal. Jeihan wafat dan disemayamkan di rumah duka sekaligus studionya di Jalan Padasuka 147 Bandung. “Kami masih menunggu keluarga datang, rencana pemakaman besok,” ujar Atasi.
Waktu pemakaman akan dibahas keluarga. Soal tempatnya, kata Atasi, Jeihan pernah berwasiat agar dimakamkan di lahan studio itu. Jeihan kelahiran Surakarta, 26 September 1938 terkenal dengan ide mata bolong pada figur lukisannya.
Sejak 1963, Jeihan mulai membuat sosok figur bermata hitam di sela lukisan wajah atau potret bergaya realis. Mengaku ketika muda sebagai orang perfeksionis, ia akhirnya menderita karena ingin sempurna tiap kali melukis. “Ingin gambar mata supaya hidup, harus benar, hasilnya nggak pernah benar,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 13 Oktober 2015.
Akhirnya ia menghitamkan mata figur lukisannya. “Saat pameran (tunggal) pertama di Balai Budaya (Jakarta) 1967, di koran saya dimaki habis-habisan oleh kritikus seni, mata seperti hantu gentayangan,” kata Jeihan.
Mata hitam, menurutnya, juga terkait dengan pandangan dirinya sebagai orang Jawa. Mata merupakan sumber misteri, yang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti.
ANWAR SISWADI