5 Hal Unik Masjid Jogokariyan di Jogja
by Tasya AwliaJakarta - Masjid Jogokariyan merupakan masjid di Yogyakarta yang mempunyai keunikan. Selain juga sebagai tempat ibadah, masih ada keistimewaan lainnya.
Masjid Jogokariyan berada di Jl. Jogokaryan no. 36, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Masjid ini memiliki gagasan menarik dan fasilitas yang berbeda, serta berawal dari langgar kecil di kampung pinggiran selatan Yogyakarta.
Berikut 5 Hal Unik Masjid Jogokariyan:
1. Manajemen Masjid
Pengelola masjid menetapkan 3 langkah dalam mengurus masjid yakni dengan pemetaan, pelayanan, dan pemberdayaan. Pemetaan merujuk pada peta dakwah, wilayah kerja nyata, dan jamaah terdata.
Pendataan yang dilakukan terhadap jamaah berupa potensi, kebutuhan, peluang, tantangan, kekuatan, dan kelemahan. Pendataan itu dimaksudkan sebagai database dan peta dakwah agar kegiatan masjid bisa lebih teratur. Database yang ada tidak hanya membahas hal-hal semacam itu, melainkan juga melihat jamaah yang sudah menunaikan sholat dan yang belum, jamaah yang sholat berjamaah ke masjid dan yang tidak, jamaah yang berqurban dan berzakat di Masjid Jogokariyan, serta jamaah yang aktif mengikuti kegiatan di masjid, seperti kajian, dan yang tidak.
Peta dakwah Masjid Jogokariyan menampilkan rumah yang berwarna-warni seperti hijau, hijau muda, kuning, dan merah. Serta di setiap rumah memiliki ikonik berupa Kakbah (sudah berhaji), unta (sudah berkurban), dan koin (sudah berzakat).
2. Undangan Datang ke Masjid
Masjid Jogokariyan memiliki cara yang berbeda untuk mengundang para jamaah. Data jamaah yang sudah didapatkan digunakan untuk dibuatkan undangan datang ke masjid, layaknya undangan pernikahan disertakan nama dengan menyertakan kalimat 'Mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu untuk datang ke masjid ... dalam acara sholat Subuh berjamaah'.
Undangan tersebut juga dilengkapi dengan hadis-hadis keutamaan sholat Subuh, fakta ini penyebab jamaah sholat Subuh bisa sangat ramai.
3. Saldo Infak Nol Rupiah
Masjid Jogokariyan berbeda dengan masjid lainnya. Masjid ini selalu berupaya keras di setiap pengumuman, saldo infak harus nol rupiah.
Sangat menyedihkan jika pengumuman infak berjumlah jutaan sedangkan tetangga masjid ada yang tidak bisa berobat karena masalah biaya.
Hasil infak harus digunakan dengan benar, bukan ditimbun sampai jumlah yang banyak. Diharapkan dengan pengumuman saldo 0 rupiah masyarakat semakin semangat untuk menginfakan hartanya.
4. Srategi Dakwah
Masjid Jogokariyan memiliki rencana dakwah dengan tema-tema tertentu setiap periodenya. Misalnya pada periode 2000-2005 strategi dakwah masjid bertekad untuk mengubah aliran ajaran Islam dengan kultur Jawa menjadi Islam murni.
5. Wisata Religi
Masjid Jogokariyan tidak hanyak dijadikan sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai tempat kesenian, sosial, dan penggerak perekonomian. Hal ini diwujudkan dengan penginapan yang disewakan, 1 aula, dan 2 kamar yang disediakan untuk musafir.
Menariknya lagi Masjid Jogokariyan ini buka selama 24 jam dan tidak digembok. Semoga dengan adanya Masjid Jogokariyan ini biasa memberikan inspirasi kepada masjid lainnya di Indonesia.
Simak Video "Tonton Blak-blakan Takmir Masjid Jogokariyan: Revolusi Mental Pengurus Masjid"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)