https://foto.wartaekonomi.co.id/files/arsip_foto_2019_11_29/bursa_efek_indonesia_143757_big.jpg

Harga Sahamnya Anjlok, Perusahaan Transportasi Ini Buka Suara

by

WE Online, Jakarta - Harga saham perusahaan jasa transportasi, PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) mengalami tren penurunan sejak 12 November 2019. Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memutuskan untuk mensuspensi saham DEAL di pasar reguler dan pasar tunai pada 22 November 2019, akibat mengalami penurunan kumulatif secara signifikan. Pada 18 November 2019.

BEI mengumumkan telah terjadi penurunan harga DEAL yang di luar kebiasaan (UMA). Selanjutnya, BEI meminta manajemen DEAL untuk melakukan Public Expose Insidentil pada 29 November 2019.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Dewata Freightinternational, Bimada menilai bila penurunan lebih dikarenakan mekamisme pasar. Ia menegaskan bahwa perseroan tidak mengetahui persepsi investor yang melepas saham di pasar sekunder meski fundamental perusahaan diklaim cukup bagus.

Baca Juga: Harga Saham Lompat 228%, BEI Stop Sementara Transaksi Saham Bintang Mitra Semestaraya

“Memang selam dua pekan ini saham kami menurun, tetapi penurunan ini merupakan mekanisme pasar,” katanya di Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Pasalnya, lanjut saat ini perseroan tengah fokus pada penguatan fundamental Perseroan. “Harga saham kami di pasar, jujur saja membuat kami kalut. Karena, tidak mencerminkan fundamental perusahaan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan DEAL, Nur Hasanah mengungkapka jika secara umum saham-saham di BEI sedang berada di dalam tren menurun.

Baca Juga: 24 Tahun Bersama, BEI Putuskan Cerai dengan Perusahaan Tambang Emas Ini

"Sekarang ini kondisi makronya memang sedang merah. Kami tidak bisa mempengaruhi harga saham. Tetapi, saat ini kami melakukan relation kepada investor atau memberikan informasi terkait kondisi fundamental kami. Harga saham (DEAL) tersebut tidak mencerminkan harga saham kami,” tutur Nur Hasanah.

Menurutnya, pada tahun depan DEAL akan melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD/rights issue). “Kami akan ada rencana rights issue di tahun 2020. RUPS-LB sudah kami laksanakan pada 14 Juni 2019,” pungkasnya.