https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/11/29/f1e00cf4-9da9-4489-af4e-2817198f3ff5_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Paparan publik PT Hero Supermarket Tbk di Tangerang Selatan, Jumat, 29 November 2019 (Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia)

Merugi di Q3, HERO Ekspansi 2 Gerai IKEA Tahun Depan

by

Tangerang, CNBC Indonesia - Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) terus melakukan ekspansi gerai IKEA. Tahun depan, perseroan berencana menambah dua gerai IKEA di Cakung (Jakarta Timur) dan Bandung (Jawa Barat).

Presiden Direktur HERO Patrick Lindvall menyatakan, perseroan baru saja membuka satu gerai IKEA di Kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat. Dipilihnya Sentul City karena HERO tak melakukan investasi besar-besaran sejak awal untuk pembangunan IKEA.

"Bangunannya sudah ada, jadi biaya investasinya tidak sebesar IKEA lainnya," ucap Patrick, dalam gelaran paparan publik di Kantor HERO Group, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (29/11/2019).

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/11/29/3a4c68f3-159c-4cec-b837-9df7698ef58b_169.jpeg?w=620
Foto: Paparan publik PT Hero Supermarket Tbk di Tangerang Selatan, Jumat, 29 November 2019 (Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia)

Dengan diresmikannya gerai Sentul, saat ini IKEA punya dua gerai. Satu gerai lainnya berada di Alam Sutera, Tangerang. Adapun, untuk target pembukaan gerai di Cakung dan Bandung ditargetkan akan mulai beroperasi pada triwulan keempat 2020.

Jika menilik kinerja keuangan HERO sepanjang triwulan III-2019, memang masih tertekan.

Pendapatan Hero Supermarket turun 3,7% menjadi Rp 9,48 triliun pada triwulan III-2019 dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 9,84 triliun.

Pada 9 bulan pertama tahun ini, perseroan tak membukukan laba yang diatribusikan ke entitas induk, justru rugi Rp 7 miliar dari periode yang sama tahun lalu mencetak laba bersih Rp 86,18 miliar.

Sementara itu, beban penjualan meningkat menjadi Rp 2,87 triliun dari periode tahun lalu Rp 2,85 triliun.

"Laba yang lebih rendah dari tahun lalu disebabkan oleh investasi IKEA yang signifikan," kata Patrick Lindvall menambahkan.

Bisnis ritel Hero dalam hal ini yakni Hero dan Giant sebelumnya tertekan, bahkan beberapa gerai ditutup, sementara kontribusi Guardian dan IKEA menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Strategi bisnis
Manajemen HERO terus melakukan berbagai strategi menghadapi tantangan lesunya industri ritel domestik.

Patrick Lindvall menjelaskan, situasi industri ritel memang masih sangat menantang, tapi masih punya ruang untuk tumbuh karena adanya ceruk pasar yang besar. Pasalnya Indonesia merupakan negara dengan populasi yang besar di mana usia di bawah 30 tahun diperkirakan mencapai 170 juta.

"Ini jadi platform yang menarik bagi perusahaan ritel," kata Patrick.

Melambatnya industri ritel, setidaknya tercermin dari perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi pada triwulan ketiga 2019, di mana hanya tumbuh 5,01% dari periode yang sama tahun lalu 5,17% secara tahunan.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur HERO, Erwantho Siregar mengemukakan, dalam menghadapi perlambatan industri ritel itu, salah satu strategi yang disiapkan adalah mengembangkan gerai IKEA, gerai yang khusus menjual aneka perabot rumah tangga.

Memang, dari komposisi, saat ini segmen food masih menjadi penopang terbesar pendapatan HERO secara konsolidasi yakni sekitar 50%, selebihnya disumbang dari Guardian, anak usaha yang fokus pada penjualan produk perawatan kesehatan (healthcare) dan IKEA.

Meski demikian, Erwantho tak menyebut berapa belanja modal yang digelontorkan perseroan tahun 2020.

"Investasi kita lakukan sesuai dengan kemampuan pendanaan internal, waktu, dan manajemen untuk memastikan yang terbaik," kata Erwantho.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menyatakan, industri ritel tanah air sedang mengalami anomali karena terjadi pergeseran dari cara-cara konvensional ke bentuk baru. Agar tidak kian tergerus, kata Roy, industri ritel harus melakukan inovasi.

Namun, Roy mengakui, di tengah tren perlambatan konsumsi domestik, ritel masih tetap tumbuh ketimbang industri lain yang lebih volatil bahkan negatif seperti batu bara dan crude palm oil (CPO). Namun, kata Roy, pertumbuhan gerai ritel modern 9% memang masih di bawah proyeksi alias underperform.

"Seharusnya ritel modern bisa tumbuh 3-4 kali pertumbuhan ekonomi. Tapi, industri ritel tidak akan sampai hilang atau tergerus, saat ini memang melambat tapi masih lebih baik dari industri lain," katanya.

Lagi, Giant tutup gerai di Poins Square

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)